Di Kediri Ada Pasien Terduga Ebola  

Reporter

Editor

Budi Riza

Minggu, 2 November 2014 15:19 WIB

Petugas kesehatan membantu rekannya mengenakan baju pelindung dan peralatan di pelatihan "One Nation, One Direction Pencegahan Ebola", di Institut Penelitian untuk rumah sakit Tropical Medicine, Muntinlupa, Manila, Filipina, 28 Oktober 2014. REUTERS/Romeo Ranoco

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan tidak hanya di Madiun terdapat pasien yang diperkirakan terkena ebola.

"Kami dapat laporan ada di Kediri juga," ujar Tjandra saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 November 2014. (Baca: Fakta-fakta Seputar Penyakit Ebola)

Pasien dari Kediri ini merupakan pasien yang juga baru datang dari Liberia. "Saat ini pasien dirawat di ruang isolasi," kata dia. Sampel dari pasien ini juga telah dikirimkan ke Laboratorium Balitbangkes di Jakarta. "Tunggu hasilnya sekitar 48 jam setelah sampel diterima," ujar Tjandra.

Sebelumnya, 29 WNI baru saja tiba di Indonesia dari Liberia. Mereka adalah orang-orang yang bekerja di sana dan tiba beberapa minggu lalu di Indonesia. Selama di dalam pesawat menuju Indonesia, tidak ada satu penumpang dari mereka yang sakit dan memerlukan bantuan dokter. Bahkan, ketika sampai di Bandara Soekarno-Hatta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan langsung memeriksa kondisi 29 warga tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ada seorang pun yang sakit. Mereka juga diberikan penyuluhan kesehatan untuk waspada setidaknya dalam 21 hari setelah tiba di Indonesia. Ternyata setelah beberapa hari, tidak hanya dari Madiun yang mengeluhkan demam, di Kediri juga ada. (Baca: Dirawat, Pasien Terduga Ebola Didampingi Istri)

Menurut Tjandra, sampel untuk wabah yang rentan menular harus diperiksa di Laboratorium Balitbangkes. "Karena lab di sana sudah lebih lengkap dan memenuhi standar pemeriksaan virus yang mewabah," ujar Tjandra.

Tjandra juga mengatakan belum tentu warga yang baru tiba dari negara terjangkit ebola kemudian demam maka sudah pasti terkena ebola. "Siapa tau hanya sakit biasa atau malaria," ujar Tjandra. Akan tetapi, untuk kewaspadaan tetap harus diperiksa secara intensif, baik di rumah sakit serta sampel darah yang dibawa ke laboratorium. "Agar jelas apakah ebola atau bukan," ujar Tjandra.

ODELIA SINAGA

Berita terpopuler lainnya:


Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Curhat Fadli Zon dan Hinaan Jilbab di Twitter
Begini Pesan Jokowi pada Penghinanya
Cara Dhani Bikin 'Kementerian Tandingan'

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

2 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

7 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

9 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

12 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

15 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

15 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

25 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

42 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

43 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

7 Maret 2024

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya