Bongkar Mercusuar, Hikmahanto: Malaysia Tahu Jokowi

Reporter

Editor

Budi Riza

Jumat, 24 Oktober 2014 22:30 WIB

Calon presiden pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan calon presiden pasangan nomor urut dua Joko Widodo (tengah) disaksikan moderator Hikmahanto Juwana (kanan) pada acara Debat Capres 2014 putaran ketiga di Jakarta, 22 Juni 2014. ANTARA /Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menyambut baik pembongkaran mercusuar di Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, oleh Malaysia pada 15 Oktober lalu. Menurut Hikmahanto, kemungkinan pembongkaran itu lantaran negara itu memahami bahwa pemerintah Joko Widodo akan bertindak tegas dan keras terhadap negara mana pun yang mengganggu kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia.

"Terlebih visi negara maritim Jokowi yang mengharuskan pemerintah berwibawa terhadap gangguan negara lain di laut," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 24 Oktober 2014. (Baca: Jokowi Takkan Tunjuk Jubir Presiden)

Hikmahanto menjelaskan, berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982, bila Malaysia ingin membangun mercusuar di atas landasan kontinen Indonesia. Maka, Malaysia harus mendapatkan izin dari Indonesia selaku pemilik landasan.

Padahal sebelumnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia pernah mengultimatum Malaysia agar merobohkan sendiri mercusuar tersebut menjelang akhir pemerintahan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Sayang, Malaysia tidak menggubrisnya." (Baca: Ini Beberapa Calon Baru Kabinet Jokowi)

Menurut Hikmahanto, urungnya Malaysia membongkar lantaran pemerintah SBY menekankan pendekatan persuasif ketimbang tegas dan keras. Apalagi diperkuat dengan kebijakan luar negerinya yang menekankan seribu teman dan nol musuh. "Kebijakan itu tidak akan digunakan oleh pemerintah Jokowi terhadap isu-isu bilateral," katanya. (Baca: Lagi, Jokowi-JK Bahas Kabinet di Istana)

Meskipun begitu, Hikmahanto mengapresiasi Malaysia yang sigap membongkar mercusuar tersebut. Menurut dia, hal itu agar tidak memunculkan konflik antarnegara pada pemerintahan presiden baru Indonesia. "Ini merupakan investasi awal yang baik bagi pemerintahan Jokowi dalam mewujudkan visi negara maritim." (Baca: Formasi Rampung, Jokowi Stop Panggil Calon Menteri)

Sebelumnya, permasalahan ini mencuat saat Malaysia berupaya membangun mercusuar di wilayah abu-abu, yang masih disengketakan Indonesia-Malaysia di Tanjung Datuk, sejak Ahad, 19 Mei lalu. Awal mulanya, TNI AL memperoleh informasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang menemukan aktivitas di lokasi.

Sebuah kapal milik Dirjen Perhubungan Laut melihat ada enam kapal berbendera Malaysia yang terdiri dari tiga unit kapal tugboat dan tiga kapal tongkang sarat logistik. Dirjen Perhubungan Laut juga melaporkan terdapat satu unit kapal perang AL Malaysia yang mengawal.

TRI SUSANTO SETIAWAN

Berita Terpopuler
:
Yenny: Jokowi Aman, Istana Sudah Dibersihkan Gus Dur
Cerita Yenny Wahid: Tinggal di Istana, Seram
Yenny Wahid: Bila Puan Terpilih, Harus Bekerja Lahir Batin
Orang Indonesia Lebih Doyan Olahraga Jempol
Didi Budiarjo Diminta Rancang Baju Istri Ahok

Berita terkait

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

34 menit lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

1 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

1 jam lalu

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

2 jam lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

2 jam lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

2 jam lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

3 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

3 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

3 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

5 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya