Analis: Lawan Koalisi Oposisi Lewat Kabinet Rakyat  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 13 Oktober 2014 15:13 WIB

Kiri-kanan: Ketum PPP Suryadharma Ali, Ketum PAN Hatta Rajasa, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dalam pembekalan anggota DPR 2014-2019 Koalisi Merah Putih, di Jakarta, 26 September 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat psikologi politik, Hamdi Muluk, mengatakan eksekutif tidak perlu merasa takut bila parlemen dikuasai koalisi lawan. "Tidak usah ketakutan yang berlebihan. Itu hanya ujian keterampilan bagi eksekutif," kata Muluk saat dihubungi pada 13 Oktober 2014. (Baca: Pengamat: Koalisi Prabowo Awasi Anggaran Negara)

Menurut Hamdi, justru lebih baik bila koalisi lawan menguasai parlemen, bukannya koalisi pemerintah. Hal ini berguna sebagai penyeimbang eksekutif. Bila anggota legislatif berada di koalisi yang sama dengan eksekutif, kegiatan korupsi dikhawatirkan bisa kembali merajalela. "Seperti kasus Wisma Atlet di pemerintahan SBY," kata Hamdi.

Bila nanti koalisi pro-Prabowo--sudah menguasai pimpinan MPR dan DPR--juga menguasai posisi pimpinan ketua komisi dan alat kelengkapannya, koalisi pro-Jokowi tidak perlu takut. Jokowi-Jusuf Kalla bisa membuat kekuatan dengan memilih kabinet yang bagus. Caranya, menempatkan para menteri yang kredibel, membuat kebijakan yang masuk akal, dan bersih secara profesional. "Bila seperti itu, saya yakin, Jokowi-JK bisa mendapat dukungan publik," tutur Hamdi. (Baca: Kebijakan Jokowi Bisa Dijegal Lewat Badan Anggaran)

Sebelumnya, koalisi pro-Prabowo di DPR berencana memekarkan jumlah komisi dari saat ini berjumlah sebelas. Hamdi menilai ini sebagai cara koalisi itu memamerkan kekuatannya.

Hamdi memprediksi pemekaran komisi bertujuan memperbanyak memenangi jumlah posisi pimpinan yang dikuasai koalisi pro-Prabowo. (Baca: Seleksi Menteri, Jokowi Dinilai Terlalu Senyap)

Cara ini, menurut Hamdi, sebagai bentuk unjuk kekuatan di parlemen terhadap koalisi pro-Jokowi yang menguasai pemerintahan. "KMP seperti mengatakan 'Awas, hati-hati terhadap kami'," kata Hamdi.

MITRA TARIGAN

Berita Terpopuler:
Di Yogya, Zuckerberg Coba Facebook di Pos Ronda
Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Amir Syamsuddin: Nurhayati Sudah Diberi Sanksi
Zuckerberg Lihat Sunrise di Borobudur Luput dari 'Radar'

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

20 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

3 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya