Ketua Dewan Penyantun Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Hashim Djojohadikusumo. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, baru-baru ini menggegerkan media sosial dengan wawancaranya bersama Wall Street Journal, yang dilansir pada Selasa lalu.
Di dalam wawancara itu, Hashim, yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, mengutarakan niatnya untuk melakukan oposisi aktif, termasuk memanfaatkan kewenangan voting untuk penentuan komposisi pimpinan sejumlah lembaga tinggi negara.
Politikus Gerindra ini lantas mengeluh bahwa wawancara berbahasa Inggris-nya itu mengalami perubahan makna atau dipelintir saat disadur oleh media-media lokal.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen Indonesia Eko Maryadi meminta Hashim membuktikan klaimnya. "Kalau memang ada pelintiran, bagian mana? Hashim harus membuktikan," ujar Eko saat dihubungi pada Jumat, 10 Oktober 2014.
"Kalau merasa dirugikan, dia bisa melakukan hak jawab," tutur Eko. Apalagi kalau ucapan itu ditulis keliru oleh puluhan media di Indonesia.
Eko menyayangkan jika ada tendensi untuk mencari perhatian, yang biasanya dilakukan oleh politikus yang tidak memiliki kredibilitas.
Eko menilai Hashim tidak sungguh-sungguh mengeluhkan ucapannya itu. Tindakan Hashim lebih didasari pembenaran diri karena rekan-rekannya dari koalisi pro-Prabowo tidak memberikan tanggapan positif.
Namun Ketua DPP Partai Amanat Nasional Bara Hasibuan mengatakan tak berminat menempuh cara seperti itu terhadap pemerintahan Jokowi-JK. (Baca: PAN Ogah Ikuti Hashim Jegal Jokowi)