Jokowi Diminta Tak Ambil Pemimpin Daerah sebagai Menteri

Reporter

Selasa, 7 Oktober 2014 06:56 WIB

Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Bantaeng - Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah mengusulkan presiden terpilih Joko Widodo tidak mengambil pemimpin daerah yang berprestasi sebagai menteri. "Cukup beri peran lebih besar agar daerahnya bertambah maju. Dengan begitu, sudah membantu pemerintah pusat," katanya saat ditemui Tempo di rumah dinasnya di Bantaeng, Sulawesi Selatan, Ahad, 5 Oktober 2014.

Menurut Nurdin, banyak pemimpin daerah baru yang berkinerja bagus jika pemimpin daerah yang berprestasi saat ini mendapat peran lebih besar dari pusat. Ia yakin kepala daerah lain akan tertular jika kepala daerah yang berprestasi didukung pemerintah pusat. (Baca: Bupati Bantaeng: RUU Pilkada Kental Motif Politik)

Nurdin tidak menjawab lugas saat ditanya apakah pernyataannya itu merupakan isyarat bahwa dia dilamar untuk menjadi menteri oleh Jokowi. Nurdin kerap disebut sebagai bupati yang berprestasi karena berhasil menekan angka kemiskinan di Bantaeng.

Data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden menyebutkan Kabupaten Bantaeng masuk dalam daftar sepuluh besar daerah dengan pertumbuhan signifikan secara nasional. "Kalau pemimpin daerahnya mau menjadi menteri, belum tentu daerah yang ditinggalkan tetap bagus," katanya. "Bisa-bisa rusak lagi."

Nurdin berharap pemimpin daerah berprestasi akan lebih banyak lahir dalam masa pemerintahan Jokowi-Kalla. Dalam soal upaya memberantas kemiskinan, Nurdin berharap pemerintah baru tidak melulu menggelar tender proyek.

Bupati yang terpilih dua kali itu mengkritik banyaknya anggaran untuk memberantas kemiskinan di setiap kementerian yang tidak selaras dengan penyusutan jumlah orang miskin. "Itu karena pemberantasan kemiskinan dikerjakan sebagai proyek. Seharusnya berbasis program," kata guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar, itu.

AKBAR TRI KURNIAWAN









Berita terkait

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

18 menit lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

27 menit lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

1 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

14 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

15 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

17 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

18 jam lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

20 jam lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

21 jam lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

21 jam lalu

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.

Baca Selengkapnya