Dua Kader PAN yang Jadi Bupati Tolak RUU Pilkada  

Reporter

Selasa, 9 September 2014 13:19 WIB

Bupati Bojonegoro Suyoto, Direktur Micro dan Retail Banking Bank Mandiri Budi G Sadikin, Direktur Utama PT Multi Agro Hari Sulistyono dan Deputi Meneg BUMN Bidang Usaha Perbankan dan Jasa Keuangan parikesit Suprapto seusai penandatanganan kerjasama d

TEMPO.CO, Bojonegoro - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa harus mendengar suara kadernya yang terpilih menjadi bupati atau wali kota ketimbang mengakomodasi kepentingan Koalisi Merah Putih. "Pemilihan lewat DPRD itu menyandera suara rakyat," kata Bupati Bojonegoro Suyoto kepada Tempo, Selasa, 9 September 2014.

Pernyataan Suyoto, yang menjabat Ketua PAN Jawa Timur, disampaikan terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) yang hari ini bakal diputuskan di DPR. Partai Demokrat, Golkar, PAN, Gerindra, PPP dan PKS sepakat bahwa pemilihan gubernur dan bupati dilakukan melalui DPRD. (Baca: Gamawan Ingin RUUPilkada Segera Disahkan)

Partai-partai itu tergabung dalam Koalisi Merah Putih atau pendukung pasangan Prabowo-Hatta dalam pilpres 2014. Sedangkan PDIP, PKB, dan Hanura yang mendukung pasangan Jokowi-Kalla setuju jika pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat seperti yang dilakukan sejak tahun 2004. (Baca: RUU Pilkada Kemunduran Demokrasi)

Sebelum Suyoto, Wali Kota Bogor Bima Arya yang menjadi pimpinan PAN juga menolak RUU Pilkada tersebut. Bima menjelaskan proses itu sebagai titik kemunduran demokrasi sehingga mengakibatkan demokrasi menjadi tak bermakna. "Saya melihat keinginan untuk kembali ke sistem dimana kepala daerah diputuskan oleh DPRD adalah langkah mundur,” kata Bima Arya kepada media. (Baca: Bupati Bantaeng: RUU Pilkada Kental Motif Politik)

Suyoto mengatakan jika alasan Koalisi Merah Putih untuk menghemat biaya, tentu ini sifatnya relatif. Menurut dia, pilihan langsung memang melibatkan masyarakat dan mengajarkan warga untuk berdemokrasi. Proses ini menjadi sesuatu yang menarik karena secara langsung dapat menjadi pembelajaran politik bagi masyarakat dan lebih banyak manfaatnya.

Dia mencontohkan dirinya ketika mencalonkan diri menjadi Bupati Bojonegoro selama dua periode (tahun 2007-2012 dan tahun 2012-2017). Pada pencalonan periode pertama, dia hanya didukung sekumpulan partai kecil. Begitu juga saat pemilihan kedua yang tidak banyak didukung partai-partai besar. "Saya tidak terpengaruh politik balas budi selama menjadi bupati," katanya. Selain itu, ujarnya, biaya politik tidak sebesar yang dibayangkan.

Suyoto menjelaskan model pemilihan langsung menciptakan pembangunan yang berkelanjutan antara pemerintah, parlemen, dan masyarakat. Warga secara langsung ikut dilibatkan dalam proses pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam arti, partisipasi politiknya ikut terlibat secara langsung di pemerintahan.

Sebaliknya justru terjadi jika pemilihan kepala daerah lewat DPRD. Suyoto menjelaskan proses itu berdampak kurang bagus karena paralel dengan desentralisasi dan politik oligarki. Artinya, bakal memunculkan kekuatan elite politik dan praktek kekuasaan hanya dinikmati orang-orang tertentu saja.

Suyoto menjelaskan sikap penolakannya terhadap RUU Pilkada sudah disampaikan ke kader-kader PAN di Jawa Timur. "Saya sependapat dengan Mas Bima Arya, Wali Kota Bogor," katanya.

SUJATMIKO



Berita Terpopuler:



UU Pilkada Sah, Koalisi Prabowo Borong 31 Gubernur
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung


Advertising
Advertising











Berita terkait

Soal Peluang Jadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo, Eddy Soeparno Ikut Arahan Zulhas

11 hari lalu

Soal Peluang Jadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo, Eddy Soeparno Ikut Arahan Zulhas

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno akan mengikuti arahan ketua umumnya Zulkifli Hasan untuk peluang menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Sebut Gerindra dan PAN Siapkan Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta

11 hari lalu

Zulkifli Hasan Sebut Gerindra dan PAN Siapkan Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta

PAN berencana menjalin koalisi dengan sejumlah partai lain untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

11 hari lalu

Alasan PAN Usulkan Nama Yandri Susanto sebagai Calon Menteri Prabowo

Nama Yandri Susanto menyusul disiapkan oleh PAN sebagai calon menteri di Kabinet Prabowo. Sebelumnya, ada Eko Patrio.

Baca Selengkapnya

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

11 hari lalu

Petinggi PAN Sampaikan Doa Jatah di Kabinet Bertambah, Prabowo: Masuk Itu Barang

Petinggi PAN menyampaikan doa politik tentang jatah menteri di kabinet dalam Rakornas partainya di Jakarta, yang dihadiri Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

11 hari lalu

Rakornas Dihadiri Prabowo, Petinggi PAN Doa Dapat Jatah di Kabinet Bertambah

Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay dalam doanya di Rakornas, turut membahas jatah menteri untuk partainya di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

12 hari lalu

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

PAN belum memberikan rekomendasi kepada Emil Dardak karena Demokrat belum melakukan komunikasi politik dengan mereka.

Baca Selengkapnya

Setelah Eko Patrio, PAN Hembuskan Nama Yandri Susanto untuk Jadi Menteri Kabinet Prabowo

12 hari lalu

Setelah Eko Patrio, PAN Hembuskan Nama Yandri Susanto untuk Jadi Menteri Kabinet Prabowo

Nama Yandri Susanto diusulkan dari kader PAN daerah yang akan mengikuti bimbingan teknis (bimtek) dan Rakornas Pilkada pada hari Kamis ini.

Baca Selengkapnya

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

15 hari lalu

PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo

Politikus PAN Eko Hendro Purnomo atau beken sebagai komedian Eko Patrio tengah disiapkan partainya untuk membantu kabinet Prabowo Subianto. Alasannya?

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

19 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

22 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya