Kasus E-KTP, Direktur Percetakan Negara Dicekal  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 25 April 2014 16:39 WIB

Petugas mendata KTP Elektronik di Kantor RW 04, Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, Minggu 12 Agustus 2012. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Produksi PT Percetakan Negara Sugiharto dicekal karena diduga terlibat dalam kasus korupsi KTP elektronik (e-KTP). Dalam informasi yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkum HAM, Jumat, 25 April 2014, menyebutkan permintaan pencekalan itu diajukan oleh KPK.

Sugiharto diduga terlibat dalam kasus pengadaan paket penerapan KTP berbasis nomor induk kependudukan secara nasional (KTP elektronik) tahun 2011-2012 di Kementerian Dalam Negeri. Saat itu Sugiharto menjabat sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri. Cekal terhadap Sugiharto ini berlaku selama enam bulan.

Selain Sugiharto, Ditjen Imigrasi juga mencekal empat orang lagi terkait dengan kasus dugaan korupsi e-KTP. Mereka adalah Imran, pegawai negeri sipil; Isnu Edhi Wijaya, mantan Direktur Utama Perum Percetakan Negara; Anang Sugiana Sudihardjo, Direktur Utama PT Quadra Solusion; dan Andi Agustinus, seorang wiraswasta.

Pada hari yang sama, KPK memeriksa delapan saksi untuk kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) di Kementerian Dalam Negeri. "Mereka akan memberikan keterangan untuk kasus pengadaan paket penerapan KTP berbasis nomor induk kependudukan," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha.

Delapan orang itu adalah Drajat Wisnu Setyawan, Kepala Sub-direktorat Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri; Isnu Edhi Wijaya, mantan Direktur Utama Percetakan Negara; Yuniarto, Direktur Produksi Percetakan Negara; dan Willy Nusantara Najoan, Direktur Keuangan PT Quadra Solution. KPK juga bakal memeriksa tiga pegawai Kementerian, yakni Pringgo Hadi Tjahyono, Husni Fahmi, dan Suciati; serta seorang pegawai swasta bernama Andres Ginting.

Juru bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, mengatakan lembaganya belum mendapat angka pasti kerugian negara akibat korupsi proyek senilai Rp 6 triliun itu. Angka sementara kerugian negara akibat proyek itu sekitar Rp 1 triliun. "Modusnya bagaimana juga saya belum dapat info," katanya. Dibukanya penyelidikan kasus ini, menurut Johan, bukan hanya karena "nyanyian" bekas Bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin yang sering gembar-gembor ada korupsi dalam proyek e-KTP. "Ini dari laporan masyarakat pada 2012," ujarnya.

RINI KUSTIANI | BUNGA MANGGIASIH | MUHAMAD RIZKI

Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo


Berita terpopuler:
Ahok: Kita Beragama tapi Tak Bertuhan
Gagal ke Senayan, Roy Suryo Tuding Ada Manipulasi
Kebakaran Pasar Senen, 33 Unit Damkar Diturunkan

KPK

Berita terkait

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

21 menit lalu

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?

Baca Selengkapnya

Viral Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut-sebut Palak Pegawai Kementan

1 jam lalu

Viral Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut-sebut Palak Pegawai Kementan

Nama anak kedua Syahrul Yasin Limpo alias SYL, Kemal Redindo, viral karena disebut-sebut ikut memeras pegawai Kementan.

Baca Selengkapnya

Abdul Gani Kasuba Pakai 27 Rekening untuk Tampung Uang Gratifikasi Rp109 Milyar

6 jam lalu

Abdul Gani Kasuba Pakai 27 Rekening untuk Tampung Uang Gratifikasi Rp109 Milyar

Mantan Gubenur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, didakwa menerima gratifikasi dari Kepala OPD dan PNS di lingkungan Pemprov Maluku Utara

Baca Selengkapnya

KPK Tahan 2 Karyawan PT Amarta Karya di Kasus Dugaan Korupsi Subkontraktor Fiktif

14 jam lalu

KPK Tahan 2 Karyawan PT Amarta Karya di Kasus Dugaan Korupsi Subkontraktor Fiktif

KPK menahan dua tersangka baru kasus proyek pengadaan subkontraktor fiktif di PT Amarta Karya Persero.

Baca Selengkapnya

KPK Dalami Aliran Uang Perjalanan Dinas Syahrul Yasin Limpo, Periksa Bos Travel di Sulawesi Selatan

18 jam lalu

KPK Dalami Aliran Uang Perjalanan Dinas Syahrul Yasin Limpo, Periksa Bos Travel di Sulawesi Selatan

KPK jadwalkan ulang pemanggilan pemilik Maktour Travel Fuad Hasan Masyur yang mangkir dalam pemeriksaan kasus TPPU Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jadi Komut, Ini Profil Perusahaan yang Mencuat di Balik Laporan ke KPK

19 jam lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jadi Komut, Ini Profil Perusahaan yang Mencuat di Balik Laporan ke KPK

Nama perusahaan ekspor impor ini muncul di balik laporan terhadap eks Kepala Bea Cukai Purwakarta ke KPK. Sang istri menjadi komisaris utama.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 di Kabupaten Mimika, KPK Bacakan Tuntutan 4 Terdakwa

20 jam lalu

Sidang Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 di Kabupaten Mimika, KPK Bacakan Tuntutan 4 Terdakwa

Para tersangka korupsi Gereja Kingmi Mile 32 mengakibatkan timbulnya kerugian keuangan negara setidaknya Rp 11, 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Alasan KPK Banding Vonis 6 tahun Hasbi Hasan

21 jam lalu

Alasan KPK Banding Vonis 6 tahun Hasbi Hasan

Putusan hakim itu jauh lebih ringan ketimbang tuntutan JPU KPK yang minta Sekretaris MA nonaktif Hasbi Hasan dijatuhi hukuman 13 tahun delapan bulan.

Baca Selengkapnya

KPK Resmi Ajukan Banding atas Vonis Hasbi Hasan

22 jam lalu

KPK Resmi Ajukan Banding atas Vonis Hasbi Hasan

Tim Jaksa KPK telah menyerahkan memori banding dalam perkara yang menjerat Sekretaris Mahkamah Agung Hasbi Hasan.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Tersangka Sekjen DPR Indra Iskandar dalam Kasus Korupsi Rumah Jabatan

1 hari lalu

KPK Periksa Tersangka Sekjen DPR Indra Iskandar dalam Kasus Korupsi Rumah Jabatan

KPK memeriksa Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa rumah jabatan.

Baca Selengkapnya