Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kiri) memberi hormat kepada Menko Polhukam Djoko Suyanto (kanan) sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta (7/2). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan seluruh anak buahnya akan netral dalam pemilihan umum legislator dan presiden. Jenderal Moeldoko juga berjanji militer tak akan berpihak kepada siapa pun, meskipun setidaknya ada empat purnawirawan TNI yang berhasrat menjadi presiden.
"Percayalah pada kami, jangan curigai kami," kata Moeldoko di Kompleks Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian atau Indonesian Peace and Security Centre, di Bukit Santi Dharma, Sentul, Bogor, Jumat, 14 Maret 2014.
Moeldoko berjanji akan tegas terhadap anak buahnya yang coba-coba mendukung partai politik atau pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Bahkan, dia mengklaim tak segan memberikan hukuman yang sangat berat bagi anak buahnya yang terbukti tak netral. "Kalau ada prajurit TNI tak netral, akan saya tebas kepalanya," kata dia. (Baca juga: Kenapa Moeldoko Tambah Personel Paspampres?)
Hukuman tebas kepala bukan diartikan Moeldoko sebagai hukuman mati atau pancung. Melainkan hukuman "membunuh" karier prajurit tersebut. "Jadi, saya habisi kariernya," ucapnya.
Moeldoko sebelumnya pernah mengucapkan janji serupa pada 3 Oktober 2013. Kala itu, Moeldoko berjanji TNI akan netral dan tak akan kembali ke sistem dwifungsi seperti pada masa Orde Baru. "Tak perlu khawatir kami kembali dwifungsi. Kalau benar terjadi potong leher saya," ujar dia tegas.
Saat ini ada empat purnawirawan TNI yang ingin menjadi calon presiden, yaitu bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo dan bekas Panglima TNI Endriartono Sutarto yang mengikuti konvensi Demokrat, bekas Panglima ABRI Wiranto, dan bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Prabowo Subianto.