Pengusiran Imigran, Australia Provokasi Indonesia

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Sabtu, 8 Februari 2014 08:44 WIB

Petugas mengikat dan menyegel sekoci penyelamat berwarna oranye yang digunakan Australia untuk mengirim kembali imigran gelap ke Indonesia di Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (7/2). 34 imigran asal Iran, Pakistan, dan Bangladesh yang berada dalam sekoci berhasil diamankan petugas saat terdampar di Pangandaran. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Ketahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Tubagus Hasanuddin menyesalkan tindakan pengusiran imigran gelap dari wilayah perairan Australia ke Indonesia. Dia beralasan, tindakan ini melanggar hak asasi manusia dan konvensi internasional tentang perlindungan imigran. Pengusiran, kata dia, juga dapat menimbulkan ketegangan politik antara dua negara.

"Tak mustahil menjadi konflik militer antara dua negara bila Australia terus-terusan melakukan provokasi dengan mengembalikan para imigran ke Indonesia," kata Hasanuddin melalui pesan pendek yang dikirim, Sabtu, 8 Februari 2014. Alasannya, Indonesia bukan negara asal imigran gelap yang ingin menuju Australia.

Hasanuddin menuturkan seharusnya Australia mencari solusi yang lebih tepat yakni melakukan kordinasi dengan negara-negara yang dilintasi seperti Indonesia , Singapura , Malayasia. Sedangkan negara asal semisal Irak , Afgan dan Pakistan harus dilibatkan. United Nations High Commissioner for Refugees atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi juga dimintai pertimbangan.

Australia, ujar Hasanuddin, sebaiknya meniru langkah Indonesia ketika menghadapi imigran gelap. "Tahun 1975 hingga 1980-an, Indonesia pernah menerima ratusan ribu imigran gelap dari Vietnam," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini. Limpahan imigran dari Vietnam itu diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan ketegangan di kawasan ini .

Sebelumnya, gelombang kedatangan imigran gelap asal Timur Tengah semakin memanaskan hubungan antara Indonesia dan Australia. Kedua negara saling mengklaim kebijakan yang diambil adalah yang paling benar. Terakhir, Australia mengirim balik para imigran yang sudah memasuki perbatasan negara itu ke Indonesia.

Sebagian imigran terdampar di kawasan pantai selatan, seperti Pelabuhan Ratu dan Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan Nasional Kementerian Koordinasi Politik, Hukum, dan Keamanan Bambang Suparno mengatakan kasus imigran gelap membuat pemerintah Australia geram kepada Indonesia.

SUNDARI
Berita Populer

MPR: Soal Usman Harun, Singapura Keterlaluan!
Ikuti Keyakinan Jonas, Asmirandah Ingin Bahagia
Hakim PK MA Bebaskan Dokter Ayu
Dicari KPK, Staf Atut Ngumpet di Hotel
Pengelolaan Dana Haji Rp 80 Triliun Menyimpang


Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

15 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

6 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya