Usai Malari, Banyak Media Dibredel

Reporter

Rabu, 15 Januari 2014 09:14 WIB

Edisi kali ini diantaranya memuat foto-foto dokumentasi Tempo tentang Malari yang belum pernah terbit. Foto: Dok Tempo/Syahrir Wahab

TEMPO.CO, Jakarta - Sore itu, 21 Januari 1974, sepekan setelah Kerusuhan Malari. Redaktur penyunting harian Indonesia Raya, Soekarya, menerima telepon dari wartawan harian Abadi dan KAMI yang memberitahukan bahwa surat izin cetak (SIC) mereka dicabut.

Seperti ditulis Majalah Tempo dalam Edisi Khusus Malari, terbit 13 Januari 2014, Soekarya pun mengetiknya menjadi berita. Redaktur Kepala Victor Sihite memberi saran agar informasinya dicek dulu ke Pelaksana Khusus (Laksus) Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) Daerah sekaligus untuk “minta keterangan tambahan”.

Soekarya berhasil mendapatkan konfirmasi. Namun, informasi tambahan yang didapatkannya di luar dugaan. “Petugas Laksus menambahkan, ia akan menelepon bahwa SIC Indonesia Raya juga dicabut,” kata Atmakusumah Astraatmadja, Redaktur Pelaksana Indonesia Raya saat itu, mengenang peristiwa 40 tahun silam.

Sikap “galak” terhadap pemerintah oleh surat kabar yang dipimpin Mochtar Lubis itu membuat Atmakusumah, kini 75 tahun, mengaku tak terlalu terkejut mendengar kabar tersebut. “Kami merasa setiap saat bisa dibredel.”

Seperti Abadi dan KAMI, Indonesia Raya adalah surat kabar yang menjadi korban badai politik Malari, yang dianggap sebagai “ekor” dari perseteruan asisten pribadi Soeharto, Ali Moertopo, dan Panglima Kopkamtib Soemitro.

Pembredelan, yang dilakukan dengan cara mencabut SIC oleh Kopkamtib dan surat izin terbit (SIT) oleh Kementerian Penerangan, terjadi setelah peristiwa itu: harian Nusantara pada 16 Januari; harian Suluh Berita di Surabaya 19 Januari; mingguan dari Bandung, Mahasiswa Indonesia, 20 Januari; harian KAMI, Indonesia Raya, Abadi, The Jakarta Times, serta mingguan Wenang dan Pemuda Indonesia 21 Januari; harian Pedoman serta mingguan Ekspres 24 Januari; dan harian Indonesia Pos di Makassar pada 2 Februari.

Alasan pembredelan, seperti termuat dalam surat kepada Indonesia Raya, adalah surat kabar itu “memuat tulisan yang dapat merusak kewibawaan nasional dan kepercayaan kepemimpinan nasional”, “dianggap menghasut rakyat”, dan “mengadu domba antara pimpinan”. Baca Edisi Khusus MALARI TEMPO.

TIM TEMPO




Berita Malari lainnya
Hari Ini, 40 Tahun Lalu Jakarta Diamuk Malari
160 Kilogram Emas Digarong Saat Malari
Ini Kronologis Malari versi Mahasiswa UI

Berita terkait

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

20 hari lalu

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

Tien Soeharto memiliki profil yang kompleks, seorang ibu negara yang peduli hingga terlibat dalam berbagai kontroversi yang mengiringi masa pemerintahan suaminya.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

20 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Tokoh Peristiwa Malari 1974: Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution, Sjahrir, hingga Rahman Tolleng

15 Januari 2024

Tokoh Peristiwa Malari 1974: Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution, Sjahrir, hingga Rahman Tolleng

Tepat 50 tahun lalu, 15 Januari 1974, Jakarta diamuk massa. Peristiwa ini disebut Malari. Siapa saja tokoh yang terlibat?

Baca Selengkapnya

50 Tahun Peristiwa Malari, Salah Satu Ikon Demonstrasi Mahasiswa

15 Januari 2024

50 Tahun Peristiwa Malari, Salah Satu Ikon Demonstrasi Mahasiswa

Pada 15 Januari 1974 atau 50 tahun lalu terjadi Peristiwa Malari, akronim dari Malapetaka Lima Belas Januari. Salah satu ikonik demonstrasi mahasiswa

Baca Selengkapnya

Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

16 November 2023

Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

Keputusan devaluasi itu berdampak yang luas terhadap kondisi ekonomi negara dan memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah dan pelaku ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jejak Langkah Politik Partai Golkar: Pasca Reformasi Kian Menurun

5 Agustus 2023

Jejak Langkah Politik Partai Golkar: Pasca Reformasi Kian Menurun

Berikut jumlah kursi yang diperoleh Partai Golkar dari Pemilu 2009, 2014, dan 2019 yang semakin menurun. Bagaimana prospek di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia

21 April 2023

TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia

Digagas sejak Maret 1970, pembangunan proyek TMII dimulai pada tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975 atau 48 tahun silam.

Baca Selengkapnya

Kisah Malari 49 Tahun Lalu: Kejanggalan Sidang, Jerat Antisubversi hingga Rivalitas 2 Jenderal

16 Januari 2023

Kisah Malari 49 Tahun Lalu: Kejanggalan Sidang, Jerat Antisubversi hingga Rivalitas 2 Jenderal

Pasca Malari aparat menahan 775 orang termasuk aktivis mahasiswa dan cendikiawan seperti Hariman Siregar, Sjahir, Yap Thiam Hien hingga Rahman Tolleng

Baca Selengkapnya

Peristiwa Malari 1974: Demonstrasi Tolak Kunjungan PM Jepang Kakuei Tanaka Berujung Rusuh

15 Januari 2023

Peristiwa Malari 1974: Demonstrasi Tolak Kunjungan PM Jepang Kakuei Tanaka Berujung Rusuh

Peristiwa Malari adalah demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial menolak kedatangan PM Jepang Kakuei Tanaka ke Indonesia pada 15 Januari 1974.

Baca Selengkapnya

29 Tahun Komnas HAM: Sosok Ali Said, Ketua Komnas HAM yang Aneh di Era Soeharto

7 Juni 2022

29 Tahun Komnas HAM: Sosok Ali Said, Ketua Komnas HAM yang Aneh di Era Soeharto

Pada saat yang sama Soeharto menunjuk pensiunan Ketua Mahkamah Agung RI, Ali Said, untuk menyusun Komisi tersebut dan memilih para anggota Komnas HAM.

Baca Selengkapnya