Dahlan Iskan Minta Dokter Pakai Alat Modern  

Reporter

Jumat, 18 Oktober 2013 19:27 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mendorong para dokter dan tempat pelayanan kesehatan untuk memakai alat-alat kesehatan yang lebih modern. Dengan alat kesehatan modern, kata dia, dokter semakin terbantu mengaplikasikan keahlian, teknik, dan seni dalam mengobati pasien.

Tanpa dukungan piranti modern, menurut Dahlan, kinerja dokter-dokter yang memiliki potensi tidak akan maksimal. "Dokter yang jarang praktek dengan alat canggih pasti keahliannya beda dengan yang sering praktek," kata Dahlan saat menghadiri peringatan satu abad Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Surabaya, Jumat, 18 Oktober 2013.

Dahlan yakin kualitas para dokter asli Indonesia tidak kalah dengan dokter di luar negeri. Masalahnya, masih banyak tempat pelayanan kesehatan di Tanah Air yang enggan membeli alat-alat kesehatan modern. Ia mengakui, umumnya harga alat kesehatan modern mahal dan berimbas pada mahalnya ongkos pengobatan yang harus ditanggung pasien.

Tapi, Dahlan mengingatkan bahwa saat ini masyarakat kelas menengah di Indonesia sudah menyentuh sekitar 130 juta jiwa. Adapun 20 juta jiwa lebih masyarakat Indonesia masuk golongan masih miskin. Fenomena ini, kata dia, adalah peluang bagi industri pelayanan kesehatan untuk memperbaiki kualitas layanan dengan mengandalkan teknologi terkini di bidang kesehatan.

Dahlan menuturkan, masyarakat kelas menengah hanya dua faktor yang ditakuti. Pertama, orang kaya takut anaknya bodoh. "Dan kedua, orang kaya itu takut sakit. Jadi berapa pun ongkos pengobatan, pasti dibayar sama orang kaya. Ini peluang," ucapnya.

Saat ditanya apakah dengan alat-alat yang canggih sama artinya mendorong ke arah liberalisasi kesehatan? Dahlan menjawab diplomatis. Ia hanya ingin mendorong agar industi kesehatan di dalam negeri mampu bersaing dengan layanan kesehatan di luar negeri.

Ia menekankan pemerintah tetap memperhatikan layanan kesehatan bagi warga miskin lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dahlan berharap anggaran BPJS seharusnya Rp 25 triliun. Dengan asumsi itu, insentif dokter dari pemerintah sebesar Rp 15 juta per bulan. "Saat ini anggaran BPJS hanya Rp 15 triliun dan dokter hanya dapat insentif Rp 6 juta per bulan. Jadi, orang tidak terlayani dengan baik," kata dia.

DIANANTA P. SUMEDI




Terpopuler
Bahas Dinasti Atut, Mengapa ICW Tak Hadir di TVOne
Karni Ilyas: Jawara Boleh Hadir, Tapi Jadi Tamu
Siswa SMA Membuat Alat Pendeteksi Banjir
Dituding SBY Bohong, Luthfi Hasan Cuma Senyum
Andi Mallarangeng Ditahan KPK
Sultan Bakal Gunakan BMW X5 untuk Blusukan



Berita terkait

Apa Alasan Pemerintah Mengganti Sistem Kelas BPJS Kesehatan Menjadi KRIS?

1 hari lalu

Apa Alasan Pemerintah Mengganti Sistem Kelas BPJS Kesehatan Menjadi KRIS?

Pemerintah berdalih sistem kelas BPJS Kesehatan diganti menjadi KRIS untuk menyederhanakan layanan kesehatan dengan fasilitas lebih baik.

Baca Selengkapnya

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

7 hari lalu

Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.

Baca Selengkapnya

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

11 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

16 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

21 hari lalu

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

Universitas Airlangga mulai menggelar gelombang pertama UTBK 2024. Penyelenggara tes mengingatkan sistem baru pembobotan dalam nilai UTBK.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

22 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

25 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

25 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

41 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Berkali Banjir di Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta, Dahlan Iskan Pernah Merasa Malu Soal Ini

59 hari lalu

Berkali Banjir di Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta, Dahlan Iskan Pernah Merasa Malu Soal Ini

Ruas tol Sedyatmo yang terhubung dengan pintu masuk Bandara Sekarno-Hatta mengalami banjir kemarin. Banjir ke bandara pernah berkali terjadi.

Baca Selengkapnya