Jusuf Kalla Bela Ujian Nasional  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 26 September 2013 15:34 WIB

Lisa Lindawati, guru kelas VI SDN Kemurang Kulon II mengangkat Aulia dari pangkuan Kiki sebelum ujian nasional dimulai (8/5). Tempo/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pelaksanaan ujian nasional harus dipertahankan dan dilanjutkan. "Ujian nasional perlu untuk menghilangkan kasta-kasta dalam masyarakat," kata Jusuf Kalla saat memberi paparan dalam Konvensi Ujian Nasional, di kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis, 26 September 2013.

Menurut Kalla, ujian nasional merupakan tolak ukur untuk mengevaluasi capaian pendidikan di setiap tingkatan. Ujian nasional, kata Kalla, bukanlah hal baru di Indonesia. Pada tahun 50-an, misalnya, ada ujian negara yang kemudian berubah menjadi evaluasi belajar tahap akhir nasional (ebtanas). Ujian nasional merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat keberhasilan siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar.

Kalla mengatakan, pelaksanaan ujian nasional diperlukan untuk menumbuhkan semangat kesetaraan antarsiswa di seluruh daerah. Sebelum ada ujian nasional, ada kebiasaan dalam masyarakat bahwa siswa di Jawa lebih pintar daripada siswa di daerah, seperti Indonesia timur.

Padahal, menurut Kalla, perbedaan itu tak benar karena setiap siswa mendapatkan materi ajar yang sama. "Pelaksanaan UN justru akan menjadi patokan dan membongkar budaya kasta, bahwa semua siswa itu sama."

Ujian nasional, kata Kalla, juga diperlukan untuk bahan evaluasi bagi pemerintah dan masyarakat terhadap minat belajar siswa. Suasana kompetisi yang muncul selama UN diyakini akan menumbuhkan semangat belajar di semua daerah. Hasil UN juga bisa dijadikan evaluasi bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pemenuhan fasilitas pendidikan di suatu daerah.

Meski begitu, Kalla mengakui pelaksanaan ujian nasional harus terus diperbaiki. Dia, misalnya, menyorot masih adanya kecurangan selama UN. Tahun ini, pelaksanaan ujian nasional juga mengalami keterlambatan di sejumlah daerah akibat terlambatnya distribusi soal.

Standar nasional yang diterapkan di UN diakui Kalla juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi siswa dan orang tua atas kelulusan anaknya. "Tapi kita tak boleh permisif, jangan sampai karena banyaknya kekurangan lantas ujian nasional dibubarkan," ujar mantan Wakil Presiden RI ini.

IRA GUSLINA SUFA

Berita Terpopuler:
Kata Ishadi Soal Foto Chairul Tanjung Tunjuk SBY
Jokowi: Lurah Susan Tak Akan Dipindah
Provokator Demo Lurah Susan Ketahuan
Perempuan Cantik di Seputar Narkoba
Pendemo Lurah Susan 'Nyasar' Jokowi-Ahok

Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

3 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

14 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

15 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

17 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

17 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

28 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

29 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

29 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya