Warga Batalkan Penjualan Pohon Ki Tambleg

Reporter

Editor

Eni Saeni

Selasa, 24 September 2013 04:15 WIB

ebuah pohon Ki Hujan berumur ratusan tahun yang berada di depan kantor pengamat pengairan Dawuan jalan raya Dawuan-Subang, Jawa Barat, ditumbangkan angin puting-beliung, Rabu (19/12). TEMPO/Nanang Sutisna

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Subang menggagalkan penjualan pohon African Baobab atau biasa disebut Ki Tambleg oleh masyarakat Subang. Pohon yang dilindungi oleh Pemerintah Kabupaten Subang dan sudah berusia puluhan tahun itu hendak di jual ke sebuah perusahaan di Jakarta.

Informasi yang himpun Tempo, Senin, 23 September 2013, pohon Ki Tambleg yang ditanam di lahan perkebunan tebu Kampung Rosedansari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cikaum tersebut saat itu sedang digali bagian akarnya.

Mengetahui kejadian tersebut, warga dibantu penggiat lingkungan hidup, meminta kepada tukang gali agar pengangkatan Ki Tambleg dihentikan. "Kami nggak rela Ki Tambleg pindah dari desa kami," ujar Hendi Kusmayadi, seorang aktivis lingkungan hidup di Subang.

Menurut dia, pohon itu langka itu dilindungi oleh pemerintah Subang dan warga menjaganya dan menyelamatkannya dari orang-orang yang akan mengambilnya.

Pemotong pohon itu mengaku mau memindahkan pohon langka yang menjadi kantong air yang subur di desa itu atas dasar pesanan sebuah perusahaan swasta di Jakarta yang membelinya via Kepala Desa Tanjungsari Barat, Surlan.

Surlan membenarkan transaksi jual beli Ki Tambleg dengan perusahaan yang bergerak di bidang cagar budaya. "Pembelian Ki Tambleg tersebut atas permintaan perusahaan itu untuk melengkapi koleksi cagar budaya. Perusahaan baru membayar Rp 15 juta dari harga yang sudah ditetapkan Rp 60 juta," ujarnya.

Atas desakan warga dan aktivis lingkungan, kepala desa itu mengurungkan niatnya menjual pohon yang selama ini menjadi kehidupan bagi warganya. "Saya pun sudah mengembalikan uang panjarnya," ucap Surlan.

Warga pun girang atas batalnya transaksi Ki Tambleg. Mereka pun mengubur kembali akar-akar kuat Ki Tambleg yang sudah setengah telanjang dengan tanah bekas galiannya. Ki Tambleg pun tak jadi ke Jakarta.

NANANG SUTISNA
Berita Terpopuler:
BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android
Teriakan Jebret Iringi Kemenangan Timnas U-19
Valentino Simanjuntak, Si Jebret Ow Ow Ow
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan
Indonesia Juara, Penonton di Stadion Menangis
Bintang Porno Kicaukan Selamat untuk Indonesia


Berita terkait

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

4 jam lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

1 hari lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

6 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

7 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

7 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

8 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

8 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

8 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

8 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

8 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya