Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai berbincang dengan para wartawan di kantornya, Jakarta, (9/11).TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai memastikan rangkaian penembakan atas polisi dalam dua bulan terakhir adalah rangkaian aksi terorisme. Dalam wawancara khusus dengan Majalah Tempo, akhir Agustus 2013 lalu, Ansyaad mengakui bahwa pola terorisme kini sudah berubah.
"Kami punya file. Penembakan terhadap polisi bukan baru kali ini terjadi. Coba, sekarang siapa yang paling memusuhi korban? Polisi itu manusia paling jahat menurut teroris. Teroris lagi enak-enak membuat bom, ditangkapi atau ditembaki. Mereka dendam. Kami yakin ini teror," katanya.
Namun, Ansyaad mengaku belum bisa dengan tegas menuding kelompok teroris tertentu sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas serangkaian penembakan polisi ini.
"Ini sedang kami telusuri. Kalau sudah ketemu pelakunya, kami baru bisa memastikan dari kelompok mana," kata Ansyaad.
Selain itu, kata Ansyaad, polisi juga mempelajari modus penembakan polisi yang sudah memakan lima korban. "Kami bisa melacak siapa yang punya modus operandi seperti ini, mana yang biasa beroperasi di wilayah ini, siapa yang punya akses di sini," katanya lagi.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
26 Februari 2024
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
Executive Board Asian Moslem Network (AMAN) Indonesia, Yunianti Chuzaifah, menyoroti kaitan kaum perempuan Indonesia dengan terorisme tak hanya terjadi di ruang publik, melainkan juga di ruang domestik.