Lian Gogali, Perempuan di Garis Depan Poso  

Reporter

Selasa, 20 Agustus 2013 17:45 WIB

Pendiri sekolah perempuan untuk ibu-ibu korban konflik di Poso, Lian Gogali (tengah) saat diskusi bersama ibu-ibu di pantai Imbo, Kelurahan Madale, Kecamatan Poso Utara, Sulawesi tengah, (24/7). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Mendengar nama Poso, stigma konflik agama bagai tak pernah lenyap di kabupaten dengan luas hanya sepersembilan Jakarta ini. Isu sebagai sarang teroris ikut memperburuk citra Poso. Deklarasi Malino, yang digaungkan pada pengujung 2001, tak mampu mencegah letupan-letupan kecil-besar. Tapi, Lian Gogali, 35 tahun, tak gentar berada di garis depan menjadi agen perdamaian Muslim-Kristen.

Adalah Lian, perempuan kelahiran 24 April 1978 ini, merekatkan kembali hubungan Muslim-Kristen dengan mendirikan Sekolah Perempuan Mosintuwu. Mosintuwu dalam bahasa Pamona, nama kecamatan di Poso, berarti kebersamaan. Sekolah informal ini hanya diikuti kaum Hawa, yang memiliki cita-cita luhur perdamaian antarwarga. Bukan cuma di Mosintuwu, sekolah tersebut juga dibuka di lima tempat di Poso, yang 15 tahun didera konflik.

Lian sebenarnya juga bagian dari korban konflik Poso. Ketika kekerasan di Poso pecah dan membakar rumahnya, Lian tengah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta. Akibatnya, kecamuk pada 1997 itu membuat kiriman uang dari Poso macet total. “Saya pernah menjadi pembantu rumah tangga,” kata Lian, yang memiliki gelar S-1 Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana dan S-2 Fakultas Budaya dan Agama Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Saat ditemui Tempo, sekitar tiga pekan lalu, Lian tengah berdiskusi dengan para ibu korban konflik Poso di hamparan pasir putih Pantai Imbo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Empat belas perempuan murid Lian berkerumun. Sebagian berkerudung, lainnya hanya berkaus. Sebagian muslim, lainnya Nasrani. Berkali-kali tawa mereka memecah keheningan pantai tempat sopir angkot bernama Imbo tewas tertembak pada 2004 lalu.

Hingga kini, sebanyak 158 perempuan lulusan Mosintuwu telah berbaur. Tak ada konflik Muslim-Kristen di antara mereka. “Torang (kita orang) bersaudara,” kata Evi Tampakatu, 36 tahun, asal Kelurahan Tegalrejo, Poso Kota Utara.

Namun, bukan tanpa tantangan Lian mewujudkan impiannya melihat perdamaian. Dalam membangun Mosintuwu, Lian sempat dihadang banyak masalah. Misalnya, pernah didatangi para pria yang mengaku sebagai suami dari wanita yang aktif di Sekolah Perempuan. Mereka ada yang mengancam akan menceraikan istrinya.

Sebenarnya di Poso cukup banyak lembaga yang berperan menjembatani perdamaian. Namun lembaga-lembaga itu timbul-tenggelam karena tidak terurus. Kelemahan inilah yang kemudian mendorong Lian serius menjadi agen perdamaian di tanah kelahirannya. Perjuangannya membuahkan penghargaan Coexist Prize dari Yayasan Coexist asal Amerika Serikat. Dia mendapatkan penghargaan untuk pengembangan dialog serta perdamaian antar-agama dan keyakinan.

Banyak tokoh di Poso memuji konsistensi Lian. Salah satunya Abdul Kadir Abdjul, Wakil Ketua Himpunan Pemuda Alkhairaat Kabupaten Poso. “Dia istikamah dengan kegiatannya,” kata Abdul Kadir.

STEFANUS TEGUH EDI PRAMONO

Berita Lainnya:

Bumi Akan Dihujani Debu Kosmik Selama 3 Bulan
Pidato SBY Dinilai 'Menjerumuskan' IHSG
Suap Rudi Kiriman Singapura? Simon Tersenyum
Ditanyai Soal Konvensi, Sri Mulyani Senyum-senyum
PKL Patuhi Jokowi karena Sama-sama Jawa
Ahok: Jakarta Lebih Cocok untuk Jasa-Perdagangan

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

31 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

47 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya