TEMPO Interaktif, Solo:Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadinigrat versi lembaga pengageng, KGPH Tedjowulan terus melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh nasional. Setelah sebelumnya menemui Gus Dur dan Taufik Kiemas di Yogyakarta, Senin (13/9) Tedjowulan bertemu dengan Ketua DPP Partai Golkar yang juga Ketua DPR RI, Akbar Tanjung. Tedjo membantah dirinya berusaha untuk menggalang dukungan dari pertemuan tersebut. "Soal raja kembar sudah lewat. Tidak ada cari dukung-dukungan, kami hanya membicarakan soal kondisi keraton saja," kata Tedjowulan.Pertemuan PB XIII yang saat ini masih aktif sebagai Asisten Personalia Kodam III/Siliwangi dengan Akbar Tanjung tersebut dilaksanakan secara tertutup di kediaman isteri Akbar, "Roemahkoe". Seusai bertemu sekitar 20 menit, Akbar mengatakan Tedjowulan tidak menyinggung soal pencarian dukungan. "Pertemuan biasa saja, tadi dikemukakan soal pentingnya untuk menjaga warisan leluhur itu," ujar Akbar.Ketika disinggung soal konflik di keraton yang memunculkan dua raja yakni Tedjowulan dan Hangabehi, Akbar mengatakan bahwa dirinya berharap perseteruan tersebut segera dapat diselesaikan secara arif sesuai tatacara dan nilai-nilai kekeluargaan yang selama ini dipakai di dalam kraton. Hanya saja menurut Akbar persoalan konflik di keraton tidak menjadi topik pembicaraan yang disinggung. "Saya hanya memberikan masukan dan dorongan untuk kelangsungan eksistensi Kraton Surakarta ke depan karena yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan institusi keraton beserta aset-asetnya karena keraton merupakan salah satu pusat kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Masukan itu saya berikan karena persoalan budaya ini ke depan sangat penting bagi kita semua," ujar Akbar yang dinyatakan oleh PB XII mendapat gelar Kanjeng Pangeran. Imron Rosyid - Tempo News Room
Bamsoet Apresiasi Peresmian Keraton Majapahit Jakarta
21 jam lalu
Bamsoet Apresiasi Peresmian Keraton Majapahit Jakarta
Menurut Bamsoet, Kraton Majapahit Jakarta adalah bentuk kebangkitan nasional bangsa Indonesia di bidang kebudayaan, demi membangun kepribadian bangsa yang berdaulat di bidang politik dan mandiri di bidang ekonomi nasional.