FPDI-P Ingin Kodam di Jawa Dibubarkan

Reporter

Editor

Rabu, 1 September 2004 16:54 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya:Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Permadi menyatakan dalam pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) TNI, tetap menginginkan agar dilakukan efisiensi terhadap keberadaan komando teritorial di lingkungan TNI. Permadi berpendapat, sebaiknya Komando Daerah Militer (Kodam) hanya diperlukan di tiga katoegori wilayah nusantara, yang memang mengharuskan adanya perhatian pengamanan secara khusus. "Tiga wilayah itu yakni daerah perbatasan, daerah rawan konflik, serta di pulau-pulau dengan sumber daya alam besar sehingga memerlukan pengamanan ketat," kata Permadi seusai menjadi pembicara dalam Diskusi mengenai ?Daftar Inventarisasi Masalah? atas RUU TNI di Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (1/9).Atas rekomendasi itulah, FPDI-P kemudian berpendapat, sebaiknya Kodam dan unsur komando teritorial lainnya di Pulau Jawa dihapuskan saja. "Atau paling tidak, berhenti sampai Kodim, tak perlu ada Koramil dan Babinsa," ujarnya. Permadi menekankan, di masa mendatang peran sosial politik militer harus benar-benar hilang sama sekali. "Sesuai TAP MPR No VII, komando teritorial seperti Kodam itu fungsinya hanya untuk pertahanan. Kalau saat ini kan di sana-sini masih ada babinsa yang kerjaannya meng-golkan caleg tertentu," keluhnya. Permadi menambahkan tugas pokok TNI adalah perang, perang, dan perang. "Sama sekali tak ada fungsi politik dan menangani komando territorial," ungkapnya.Pria yang kembali terpilih sebagai Anggota DPR RI 2004/2009 ini meyakinkan, DPR periode 1999/2004 akan menuntaskan pembahasan RUU itu sebelum masa jabatannya berakhir bulan depan. "Kami usahakan selesai dalam tiga minggu ini. Saat ini tahapannya masih jauh, masih dalam tahap konsiderans/pertimbangan," paparnya. Namun, Permadi berkilah, kunci penyelesaian RUU itu sebenarnya ada pada TNI juga. "Tergantung Dephan dan Mabes TNI. Kalau mereka mau mengalah pada konsep-konsep DPR dan tidak mempertahankan konsep-konsep kontroversial mereka, ya selesai," tegasnya.Permadi menjabarkan, setidaknya ada lima persoalan yang menjadi perdebatan utama DPR RI dan TNI sehingga pembahasan RUU itu menjadi berlarut-larut, yakni mengenai hal pembinaan teritorial, kekaryaan, umur, posisi TNI di bawah Dephan, dan jatidiri TNI. Khusus mengenai posisi TNI apakah di bawah Dephan atau langsung bertanggungjawab kepada presiden, Permadi berpendapat, sesuai UUD 1945, untuk pengerahan militer TNI harus berada di bawah kendali presiden. "Tapi, untuk masalah administrasi, strategi, dan pembelian senjata, TNI ada di bawah tanggungjawab Dephan," ungkapnya.Agus Raharjo - Tempo News Room

Berita terkait

Revisi RUU TNI Perluas Wewenang Militer

11 Mei 2023

Revisi RUU TNI Perluas Wewenang Militer

Usulan revisi RUU TNI sarat agenda perluasan wewenang militer.

Baca Selengkapnya

HUT TNI ke-76, Setara Institute Sebut 3 Mandat Reformasi TNI Belum Dipenuhi

5 Oktober 2021

HUT TNI ke-76, Setara Institute Sebut 3 Mandat Reformasi TNI Belum Dipenuhi

Setara Institute melaporkan temuan bahwa tiga dari tujuh mandat reformasi TNI belum juga terpenuhi.

Baca Selengkapnya

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

2 Mei 2020

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Prabowo Berjanji Sejahterakan Anggota TNI

8 Februari 2019

Jokowi dan Prabowo Berjanji Sejahterakan Anggota TNI

Polemik peran TNI kembali mencuat setelah Presiden Jokowi berencana membentuk 60 pos baru di tubuh satuan militer.

Baca Selengkapnya

Komisi Pertahanan DPR Sebut Revisi UU TNI Masih Wacana

6 Februari 2019

Komisi Pertahanan DPR Sebut Revisi UU TNI Masih Wacana

Komisi Pertahanan DPR mengatakan revisi UU TNI masih sekedar wacana

Baca Selengkapnya

Reformasi TNI di Masa Presiden Jokowi Dinilai Berjalan Mundur

7 Februari 2018

Reformasi TNI di Masa Presiden Jokowi Dinilai Berjalan Mundur

Sejumlah kalangan menilai reformasi di tubuh TNI mengalami langkah mundur di masa Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Polri Dinilai Beri Pintu Masuk TNI Masuk ke Ranah Ketertiban

4 Februari 2018

Polri Dinilai Beri Pintu Masuk TNI Masuk ke Ranah Ketertiban

Pengamat hukum Bivitri Susanti meminta nota kesepahaman Polri dan TNI soal pemeliharaan keamanan dan ketertiban dibatalkan.

Baca Selengkapnya

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.

Baca Selengkapnya

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.

Baca Selengkapnya