Jurnalisme Online Sering Dinilai Tak Serius  

Selasa, 12 Maret 2013 11:40 WIB

TEMPO/ Imam Yunni

TEMPO.CO, Jakarta - Kecepatan dan akurasi menjadi isu penting di media online atau media siber. Tapi Redaktur Pelaksana portal berita Viva.co.id, Nezar Patria, mengingatkan agar tuntutan penyajian berita online yang secepatnya dan real time itu tidak dijadikan pembenaran atas pemuatan berita-berita yang tidak akurat dan kredibel.

“Sebab, kredibilitas adalah aset termahal media,“ kata Nezar dalam seminar bertema "Media Online: Pertumbuhan Pengakses, Bisnis, dan Problem Etika" yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, AJI Indonesia, dan Ford Foundation di Hotel Morrissey, Jakarta, Kamis, 7 Maret 2013.

Menurut Nezar, kini ada sejumlah persepsi keliru di kalangan pengelola dan jurnalis media online. Persepsi keliru itu, antara lain, jurnalisme online bukanlah jurnalisme yang serius, traffic sebagai pencapaian utama dipandu berita sensasional, dan kualitas dan kredibilitas berita online lebih rendah dari jurnalisme cetak. “Liputan mendalam tak mendapat tempat, apalagi peliputan investigatif,” kata anggota Majelis Etik AJI Jakarta ini.

Akibat persepsi keliru itu, berita-berita dalam media online di Indonesia, kata dia, terjebak pada berita yang dangkal dan citranya menjadi berita kelas dua. Hal ini terjadi karena media online berlomba-lomba mengejar traffic. Pada saat bersamaan, kata dia, pasar iklan di dunia online terbilang brutal karena menggunakan sistem iklan berdasarkan traffic. Penyakit lainnya, kata dia, banyak jurnalis online kurang memahami kode etik jurnalistik.

Padahal, kata dia, media-media online di Amerika dan Eropa tidak selalu bertarung dengan kecepatan kemudian mengorbankan akurasi. Dia mencontohkan Huffingtonpost.com. Media ini awalnya adalah blog, lalu dikelola menjadi media online dengan berita-berita yang akurasinya bagus. “Saat ini media ini banyak menjadi rujukan,” kata dia.

Nezar membandingkan kecepatan penyajian berita antara media online dan televisi atau radio. Siaran langsung televisi dan radio justru lebih cepat dibanding media online. Karena itu, kata dia, media online mestinya lebih berhati-hati dan tidak mengorbankan akurasi demi mengejar kecepatan. ”Media online masih ada jeda produksi. Ada waktu untuk mendapatkan gambaran masalah yang lebih komplet,” katanya. Karena itu, kata dia, jika ingin menjadi media online yang kredibel, redaksi harus disiplin menerapkan standar akurasi, transparansi, dan liputan yang fair.

Berbicara pada seminar yang sama, Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo, menilai media siber memang memiliki sejumlah keunggulan, seperti kecepatan, interaktivitas, prinsip partisipatori dan emansipasi publik, dan ruang media sebagai ruang publik deliberatif. Tapi prinsip jurnalisme siber tidak berbeda dengan prinsip jurnalisme cetak atau elektronik. ”Jurnalisme siber masih merupakan jurnalisme yang mengedepankan verifikasi,” katanya. Artinya, kata dia, etika jurnalistik tetap menjadi pegangan bagi jurnalis media siber.

NURHASIM

Berita Terpopuler:
Bibit Waluyo Sindir Jokowi

Penghafal Al Quran Bisa Masuk Fakultas Kedokteran

'Bisnis Mari Bergaul' Jadi Pintu Pencucian Uang

Daud Kei Jenguk Hercules di Tahanan Polda

Prabowo Akui Diam-diam Sering Bertemu SBY

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

9 jam lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

12 jam lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

29 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

34 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

34 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

11 Februari 2024

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bersama organisasi mahasiswa menggelar mimbar bebas bertajuk 'Darurat Demokrasi' di Kediri, Minggu, 11 Februari 2024.

Baca Selengkapnya