Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo, memberikan sambutan saat deklarasi organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, (24/2). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Hary Tanoesudibyo mengatakan organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo) dapat saja berubah menjadi partai politik. Namun, peralihan Perindo ke partai politik sangat tergantung dengan situasi Tanah Air.
"Bila keadaan 2014 sampai 2019 masih seperti sekarang, ada kemungkinan Perindo bisa jadi partai politik," kata Hary Tanoe seusai deklarasi Perindo di Istora Senayan, Jakarta, Ahad, 24 Februari 2013.
Kondisi yang dimaksud pendiri Perindo ini: jika kondisi Tanah Air tetap marak dengan korupsi dan pendidikan yang memprihatinkan. "Jadi nanti jika di 2014, program-programnya (pemerintah) juga jelas, korupsi menurun, pendidikan juga bagus, saya rasa tidak ada gunanya Perindo jadi parpol, karena semuanya sudah bagus."
Tetapi, jika tidak ada perubahan, pemilik MNC Grup ini menegaskan dengan kendaraan partai, Perindo akan lebih leluasa melakukan perubahan. "Lebih kongkret, tidak hanya kegiatan sosial, tapi juga bisa menjadi bagian dari pengambil keputusan," kata dia.
Perindo baru saja dideklarasikan sebagai organisasi masyarakat berasaskan Pancasila. Beberapa pengurus partai ikut menjadi deklarator Perindo, seperti Ketua Dewan Pembinan Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, dan politikus Hanura Sarifuddin Sudding. Ikut juga sebagai deklarator, Romli Atmasasmita serta dua artis, Andre Hehanusa dan Katon Bagaskara.
Hary Tanoe yang menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Hanura berujar: karena Perindo adalah ormas, dia akan bekerja sama dengan semua elemen dan partai, termasuk Hanura. "Tapi (Perindo) bukan eksklusif, bisa saja kami bekerja sama dengan partai lain."