TEMPO Interaktif, Jakarta:Ruas jalan Diponegoro sementara ditutup terkait dengan peringatan 27 Juli 1996. Kendaraan umum maupun pribadi dari arah Proklamasi dialihkan menuju jalan Muhamad Yamin, sedangkan kendaraan dari arah Imam Bonjol dialihkan menuju Jalan Surabaya. Hingga Selasa (27/7) siang ini, antrian kendaraan sudah tidak begitu panjang. Bila dibandingkan dengan pagi hari. Aparat kepolisian, selain mengatur arus lalu lintas, juga tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi peringatan Sabtu Kelabu. Satu truk aparat didatangkan dan dipersiapkan untuk mengamankan jalannya acara tersebut. Di lokasi peringatan penyerbuan markas DPP Partai Demokrasi perjuangan tersebut tampak berbagai karangan bunga yang dikirim sebagai ungkapan simpati atas peristiwa 27 Juli delapan tahun yang lalu. Salah satunya dari Megawati Soekarnoputri dan Taufik Kiemas. Di luar pagar bekas kantor DPP PDIP tersebut juga digelar puluhan spanduk menuntut pengusutan kasus 27 Juli. Sejumlah spanduk menyebut keterlibatan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bunyi spanduk tersebut antara lain, "Tolak Militerisme, Tolak Mega-SBY, Militerisme Parasit Ekonomi Rakyat", Tangan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono Berlumuran Darah Tragedi 27 Juli. Selain spanduk, puluhan nisan memenuhi ruas jalan depan pagar bekas markas PDI tersebut. Hadir dalam peringatan ini R.O Tambunan, Ribka Ciptaning, dan juga Trimedia Panjaitan selaku tim Pembela Partai Demokarsi Indonesia (PPDI). Dalam sambutannya, RO Tambunan mengatakan bahwa kasus 27 Juli 1996 ini adalah sebagai awal reformasi. Sebab selama dua minggu sebelum peristiwa 27 Juli disini (kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro 58) telah diadakan mimbar bebas, kata RO Tambunan. Dia mengklaim reformasi dimulai sejak tahun 1996. Saat itu, RO Tambunan juga kembali menceritakan kronologis peristiwa 27 Juli, dan meminta untuk mengusut tuntas kasus ini. Sedangkan Ribka Ciptaning, mengatakan tragedi 27 Juli adalah sebuah sejarah yang turut menaikan Mega ke puncak kekuasaan. Mega juga harus ingat dengan peristiwa ini karena ia juga naik berkat kasus 27 Juli, tandas Ribka. Dalam puncak peringatan 27 Juli ini juga dilakukan rekonstruksi penyerangan kantor DPP PDIP yang dimulai pada pukul 12.00 WIB. Muhamad Fasabeni, Fitrio -Tempo News Room