Beragama Secara Lucu, Strategi Budaya Gus Dur  

Reporter

Rabu, 26 Desember 2012 16:45 WIB

Asri Nugroho, pelukis asal Surabaya menyelesaikan lukisan wajah KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dalam Pameran 100 hari Gus Dur di Malang, Jawa Timur, Minggu (28/3) Pameran yang diadakan untuk menghormati jasa-jasa Gus Dur tersebut menampilkan 191 lukisan karya 135 pelukis dari 10 kota dan berlangsung hingga tanggal 1 April mendatang. Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Jember - Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid, mewariskan tradisi pemikiran dan strategi kebudayaan yang baik untuk pembangunan negara dan bangsa Indonesia. Sebagai tokoh agama sekaligus politik, Gus Dur--begitu dia biasa disapa--memiliki visi yang jelas untuk menjadikan agama Islam yang melayani masyarakat.

Langkah Gus Dur dalam berdialog dan bekerja sama dengan pemeluk agama dan keyakinan lain itu adalah upaya menjaga kemaslahatan hidup, seperti ajaran Islam.

"Dia memberi inspirasi pemikiran dan tindakan untuk berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa kenal lelah," ujar Habib Ali Assegaf dalam acara "Sarasehan Budaya Mengenang Tiga Tahun Gus Dur," Rabu, 26 Desember 2012.

Sastro Ngatawi, Ketua Lesbumi-PBNU, menilai Gus Dur adalah sosok pemikir, budayawan dan negarawan yang santai. "Bahasa Gus Dur, silahkan puji anak-istrimu masing-masing sesering mungkin. Tapi jangan sekali-kali menjelekkan istri orang lain karena nanti bisa timbul masalah," katanya.

Pemikiran dan strategi kebudayaan yang diambil Gus Dur, kata dia, berdasar pemahaman yang memadai akan tradisi dan sejarah bangsa. Bagi Gus Dur, kebudayaan apa pun tidak masalah, asal bisa jadi sarana mengenal semangat dan nilai Islam agar lebih mudah dipahami dan membumi. Gus Dur mampu meredakan ketegangan modernitas dengan tradisionalitas.

"Bagi Gus Dur, hidup beragama itu dilakukan dengan lucu dan menyenangkan. Gampang, tapi tidak menggampangkan," kata Sastro. Dia lalu mengutip satu cerita lucu Gus Dur. Dikisahkan seorang kaya yang menganut Kejawen ingin berkorban seekor sapi untuk delapan anggota keluarganya. Datanglah dia kepada KH. Bisri Samsuri. Namun, kiai ahli fikih itu mengatakan tidak bisa.

"Sesuai hukum Islam, kalau berkorban untuk delapan orang, ya, seekor sapi dan seekor kambing," kata Sastro. Orang itu merasa tidak puas dan tetap ngotot berkorban seekor sapi gemuk untuk kedelapan anggota keluarganya.

Akhirnya orang itu datang ke rumah KH Wahab Hasbullah. Di sana dia mendapat jawaban memuaskan. "Boleh berkorban seekor sapi, tapi tolong ditambahi seekor kambing, buat pancikan (pijakan) anakmu yang masih kecil. Kasihan nanti dia enggak bisa naik, " kata Sastro menirukan Gus Dur. Hadirin pun tergelak.

MAHBUB DJUNAIDY

Berita terkait

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

24 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

32 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

49 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

8 November 2023

Nusron Wahid Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Apa Hubungan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

Politisi Golkar Nusron Wahid menjadi Sekretaris TKN Prabowo-Gibran. Adakah hubungan kekerabatan dengan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?

Baca Selengkapnya

Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

6 Oktober 2023

Jokowi Siapkan Rp 39,47 Triliun untuk Belanja Pertahanan, Ini Jejak Anggaran Alutsista Sejak Era Sukarno

Presiden Joko Widodo atau Jokowi anggarkan Rp 39,47 triliun untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan. Ini jejak anggaran Alutsista sejak era Suk

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024: Konflik Internal PKB, Cak Imin Vs Keluarga Gus Dur

3 Juni 2023

Pemilu 2024: Konflik Internal PKB, Cak Imin Vs Keluarga Gus Dur

PKB mendapat nomor urut 1 dalam Pemilu 2024 nanti. Partai ini mengalami polemik berkepanjangan, antara Cak Imin dan keluarga Gus Dur.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya