Semut Rangrang pun Mendukung KPK  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 5 Oktober 2012 09:13 WIB

Sejumlah aktivis antikorupsi yang tergabung dalam "Save KPK" berunjuk rasa di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis (4/10). TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Suara Radhar Panca Dahana bergetar. Sembari menangis, budayawan ini berkata, "Ini adalah situasi perang. Perang melawan korupsi. Ini adalah jenderal-jenderalnya. Kalau kita tidak mau berjalan di belakang jenderal ini, ente bukan rakyat dari republik ini. Kita wakafkan diri kita, seperti Abraham Samad.”

Radhar bersama tokoh-tokoh pegiat antikorupsi kemarin mendatangi gedung KPK untuk memberi dukungan. Berpakaian serbahitam, mereka bersorak sembari berteriak, “Tangkap Djoko!”, yang kemudian dibalas dengan seruan, “Besok juga".

Para tokoh yang hadir, antara lain Goenawan Mohamad, Effendi Gazali, Eep Syaifullah, Bambang Widodo Umar, Lily Wahid, Efendi Choiri, Anita Wahid, Tamrin Amal Tomagola, Beni Romo Sesetyo, dan Usman Hamid. Para peneliti dari Indonesia Corruption Watch pun tak ketinggalan. Mereka ditemui Ketua KPK Abraham Samad dan wakilnya, Busyro Muqoddas.

Sebutan “Djoko” mengarah ke Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Bekas Gubernur Akademi Kepolisian ini menjadi tersangka kasus korupsi proyek simulator ujian pembuatan surat izin mengemudi. Dia hari ini dijadwalkan diperiksa penyidik KPK. Sebelumnya, Djoko mangkir dari panggilan KPK.

Dalam aksi yang berlangsung kemarin itu, ratusan orang menyesaki gedung KPK di Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Usmah Hamid, sebagai pemandu pertemuan, mengatakan, mereka datang untuk mendukung KPK. Mereka menolak rencana revisi Undang-Undang KPK, yang digagas Dewan Perwakilan Rakyat.

Anita Wahid, putri Abdurrahman Wahid (almarhum), turut bersuara. Menurut dia, massa yang datang seperti semut rangrang yang siap mengeroyok aktor pelemahan KPK. Dia menyarankan agar KPK tetap kukuh mengusut kasus korupsi simulator ujian pembuatan SIM.

Menurut Abraham, semut rangrang itu ibarat pejuang. Karena kecil, kata dia, mereka harus bersatu agar kuat dan tidak mudah dilemahkan. "KPK akan kuat dan tidak bisa dilemahkan apabila kita bersatu padu," ucapnya.

Suara Abraham makin keras. “Saya ingin mengatakan bahwa KPK tidak butuh political will dari pemimpin negeri ini. KPK tidak butuh goodwill para legislator di parlemen.” Yang dibutuhkan, kata Abraham, adalah dukungan dan bantuan masyarakat di negeri ini. “Yakinlah bahwa KPK tidak akan pernah mundur sejengkal pun menghadapi koruptor di Indonesia, sekalipun yang bersangkutan adalah jenderal."

RUSMAN PARAQBUEQ

Berita Terkait:

Begini Sikap Partai Penolak Pelemahan Lembaga KPK

Gerindra dan Hanura Dukung Golkar Revisi UU KPK

Golkar Motor Pelemahan KPK?

KPK: Djoko Hadir, Kasus Simulator Bisa Tuntas

Fraksi PPP Serahkan Surat Penolakan Revisi UU KPK

Berita terkait

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

1 jam lalu

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

2 jam lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

7 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

8 jam lalu

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

9 jam lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

15 jam lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

15 jam lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

16 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

20 jam lalu

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

Jaksa KPKsedang melacak sumber pembelian mobil Mercedes Benz Sprinter 315 CD hitam milik Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang disita oleh penyidik.

Baca Selengkapnya

Setelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar

21 jam lalu

Setelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar

KPK kembali menyita sejumlah aset milik eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL, kali ini sebuah rumah di Makassar senilai Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya