Burhan Kampak, Jagal Pemburu PKI  

Reporter

Senin, 1 Oktober 2012 17:28 WIB

Burhan Zainuddin Rusjiman. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Liputan khusus majalah Tempo tentang Pengakuan Algojo 1965 edisi Senin, 1 Oktober 2012 memuat kesaksian para pelaku. Burhan Zainuddin Rusjiman, 72 tahun, menjadi algojo untuk wilayah Yogyakarta, Manisrenggo dan Kaliwedi Klaten Jawa Tengah. Inilah penuturannya:

Saya dijuluki Burhan Kampak. Ini karena saat terjadi konflik pada 1965-1966, saya sering membawa kampak (kapak) panjang untuk memburu orang yang diduga terlibat komunis. Tapi saya juga kerap mengeksekusi dengan pistol. Prinsip saya, daripada dibunuh, lebih baik membunuh.

Kebencian saya terhadap komunisme dimulai sejak mahasiswa, ketika menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Saya yakin, komunis musuh semua agama. Salah satunya karena fatwa Muktamar Majelis Ulama Indonesia di Sumatera Selatan pada pertengahan 1962. MUI menyatakan komunisme haram karena atheis. Mulai saat itu saya berpikir, orang PKI kalau bisa dibina ya dibina, kalau tidak mau ya dibinasakan.

Ketika G30S meletus, perang terhadap PKI dan simpatisan pendukungnya gencar saya lakukan di Yogyakarta. Khususnya setelah kedatangan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ke Yogyakarta sekitar Oktober 1965. Kedatangan pasukan di bawah komando Kolonel Sarwo Edhie Wibowo itu menjadi angin segar bagi gerakan massa Islam.

Dengan posisi saya sebagai staf satu Laskar Ampera Aris Margono dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), saya mendapat license to kill, izin untuk membunuh orang yang dipastikan terlibat PKI. Ada 10 orang yang diberi pistol, lalu dilatih di Kaliurang. Pistol jenis FN diberikan sekitar November 1965. Yang dapat pistol dan diberi pelatihan menembak cuma petinggi organisasi mahasiswa.

Wilayah operasi saya tidak hanya di Yogyakarta. Saya juga sering ikut operasi di Luweng Gunungkidul, hingga Manisrenggo dan Kaliwedi di Klaten, Jawa Tengah. Di Luweng, eksekusi dilakukan pada malam dengan cara mendorong orang yang ditutup matanya dari tebing tinggi ke aliran sungai yang mengalir ke pantai selatan Jawa.

Pengakuan lebih lengkap, lihat di majalah Tempo.

TIM TEMPO

Baca juga:
Liputan Khusus G30S

Kesaksian Para Algojo 1965

Para Jagal dari Tahun yang Kelam

108 Arwah Korban G30S Disucikan di Bali

Kebun Sawit, Inspirasi Film The Act of Killing

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya