Pembuatan Film Jagal Menyakitkan Sutradaranya  

Reporter

Senin, 1 Oktober 2012 11:24 WIB

The Act of Killing. moviecitynews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara film The Act of Killing, Joshua Oppenheimer, tak akan melupakan proses ia mengenal dan bekerja sama dengan Anwar Congo selama tujuh tahun dalam pembuatan film tersebut. "Sesungguhnya pembuatan film selama ini adalah sebuah perjalanan yang amat sangat menyakitkan bagi saya," kata dia dalam sebuah wawancara dengan Majalah Tempo edisi 1 Oktober 2012.

Awalnya, kata Oppenheimer, Anwar ingin membuat film yang mengagungkan pembunuhan massal. Tentu saja ini tidak mungkin jadi tujuan utamanya. Namun kemudian, tujuan Anwar berubah tanpa disadarinya.

Pria asal Medan itu memilih menunjukkan kepada Oppenheimer dan kru filmnya sebuah cara yang sangat otentik sekaligus sangat menyakitkan. Memaparkan betapa tindakan pembunuhan itu bertentangan dengan sebagian dari jiwa dan kemanusiaannya.

"Menyelami relung-relung gelap itu bersama Anwar sungguh menyeramkan. Peragaan ulang selalu menyeramkan," ujar lulusan Universitas Harvard ini.

Selama proses pembuatan film, Oppenheimer sering tak bisa tidur. Kalaupun bisa, kadang ia mengalami mimpi buruk. Menyaksikan Anwar sebagai tokoh utama memperagakan ulang pembunuhan yang pernah dilakukan menjadi sesuatu yang membekas di ingatannya.

"Film ini menunjukkan bahwa akting adalah bagian dari pembunuhan. Peragaan itu bukan hanya peragaan ulang, melainkan juga asli," kata dia.

Pria asal Texas, Amerika, ini juga sadar betul jika yang dialaminya menimpa para krunya. Bahkan, mungkin terasa lebih sulit mengingat mereka adalah orang asli Indonesia, berbeda dengan dia yang berasal dari luar negeri.

"Pasti lebih berat. Mereka membawa pulang ke rumah sebuah pengetahuan bahwa di sekeliling mereka bercokol orang-orang seperti Anwar dan kawan-kawan Anwar--yang bahkan sampai hari ini beberapa ada di posisi terpenting dalam struktur kekuasaan," ujarnya.

Joshua Oppenheimer, sutradara dari Amerika Serikat, membuat film dokumenter The Act of Killing (Jagal). Film yang diputar di Festival Film Toronto pada September lalu menceritakan pengakuan seorang tukang catut karcis bioskop di Medan yang membantai dengan sadis orang-orang Partai Komunis Indonesia di Medan sepanjang 1965-1966. Selengkapnya, baca Majalah Tempo 1 Oktober 2012.

TIM TEMPO

Baca juga:
Edisi Khusus Film Pengkhianatan G 30 S/PKI
G30S, Soekarno Bersembunyi di Halim dan Bogor
Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI
Film Pengkhianatan G30S/PKI, Propaganda Berhasilkah?

Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara

Kekuatan Film Pengkhianatan G30S/PKI Luar Biasa

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya