Film Pengkhianatan G30S/PKI di Mata Para Pemeran
Editor
Grace gandhi
Sabtu, 29 September 2012 10:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan sutradara besar Arifin C Noer. Film-filmnya kebanyakan laris dan meraih penghargaan. Karyanya yang paling kontroversial adalah film Pengkhianatan G30S/PKI yang mulai ditayangkan pada 1984 hingga 1997 di TVRI.
Keke Tumbuan yang berperan sebagai Ade Irma Suryani Nasution mengakui kedahsyatan film yang dijuluki super infra box office itu. Karena film ini, Arifin di ganjar penghargaan Piala Citra untuk Penulis Skenario Terbaik pada 1985.
“Film ini kontroversial, dilihat base on true story, padahal enggak juga. Kayak pelajaran PSPB (Pelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa),” kata Keke tertawa.
Keke mengakui dalam hal sinematografi, ketegangan, dan kualitas, semua dimiliki di dalam film tersebut. Proses produksi yang dijalankan selama dua tahun dan membutuhkan sekitar 100 figuran, sudah terlihat bagaimana film pesanan Orde Baru ini dibuat sedemikian detail.
“Ini karya Om Arifin yang sangat bagus, dahsyat. Dari sinematografi, ketegangan, dia dapat semua. Sayang, dia mengerjakan semuanya hanya untuk histori. Yang aku bisa lihat, waktu itu orang-orang mengerjakannya dengan stres, mungkin karena tekanan,” kata Keke.
Keke sangat menyayangkan film tersebut tidak tayang lagi sejak 1998. Padahal, menurut dia, banyak efek positif yang bisa diambil, terutama proses kreatif serta hasil kualitas film itu.
“Dalam hal seni, film ini bagus, bisa menceritakan kejadian dengan detail. Para seniman film supaya bisa melihat bagaimana sebuah film dibuat dengan serius. Enggak kayak sekarang, semuanya serba instan. Mana bisa membuat film bagus kalau syutingnya cuma seminggu,” ujar Keke yang pernah membuat film pendek bertajuk The Big Day.
Pemeran Soeharto muda dalam film tentang pembunuhan para jenderal ini, Amoroso Katamsi, menilai film menjadi cara yang ampuh untuk menyebarluaskan dan memasukkan ide, gagasan, dan ideologi. Sebab, pemerintah merasakan bagaimana sulitnya menumpas gerakan komunis ketika terjadi pemberontakan pertama pada 1948 di Madiun.
“PKI (Partai Komunis Indonesia) pernah berkhianat,“ ujar dokter yang juga tentara ini. Maka, wajar pemerintahan Orde Baru berusaha menumpas paham komunisme dengan segala cara dan biaya yang besar, termasuk lewat film berdana Rp 800 juta: Pengkianatan G30S/PKI.
ALIA FATHIYAH
Berita Terkait:
Film Pengkhianatan G 30 S/PKI di Mata Para Sineas
Komentar Soeharto Usai Lihat Film G 30 S
Film Pengkhianatan G 30 S/PKI, Dicerca dan Dipuji
Sosok ''Dalang'' G30S PKI
Kekuatan Film Pengkhianatan G 30 S/PKI Luar Biasa