Kasus Besar Membelit Mirwan  

Reporter

Kamis, 30 Agustus 2012 07:29 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta – Mirwan Amir bukan kali ini saja menjadi sorotan. Sebelumnya, ia juga disebut-sebut dalam sejumlah kasus korupsi yang melibatkan koleganya di Dewan Perwakilan Rakyat.

Dugaan keterlibatan Mirwan dalam sejumlah kasus korupsi itu pernah disampaikan oleh Mindo Rosalina Manulang, mantan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri. Perusahaan ini milik terpidana kasus suap pembangunan Wisma Atlet pada 2009, Muhammad Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat.

Dalam kasus Wisma Atlet, Mindo menjadi terpidana dan sudah divonis 2,5 tahun penjara pada September 2011. Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pun memvonis Nazaruddin empat tahun sepuluh bulan penjara serta denda Rp 200 juta subsider empat bulan kurungan pada April 2012.

Dalam sidang Nazaruddin, Mindo juga mengungkapkan bahwa Angelina menyebut istilah "Ketua Besar" dan "Bos Besar" dalam pembicaraan lewat pesan BlackBerry sebagai penerima uang. "Ketua Besar itu Mirwan Amir, dan Bos Besar Anas (Anas Urbaningrum, Ketua Partai Demokrat," ujar Mindo.

Tapi, dalam persidangannya di Pengadilan Tipikor Jakarta pada 15 Februari 2012, Angelina mengatakan tidak tahu siapa Bos Besar dalam pembicaraan BlackBerry Messenger.

Dugaan keterlibatan Mirwan muncul pula dalam kasus Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID). Kasus itu sudah menjerat politikus Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati; dan kader Partai Golongan Karya, Fahd El Fouz, anak penyanyi dangdut A. Rafiq, sebagai tersangka.

Nurhayati dalam perkara ini didakwa menerima suap Rp 6,25 miliar dari tiga pengusaha terkait dengan alokasi DPID. Ketiganya menyuap agar Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Besar, dan Bener Meriah mendapat alokasi proyek dana penyesuaian tahun 2011 senilai Rp 7,7 triliun. Namun, belakangan, tak semua daerah yang diusulkan kecipratan dana DPID.

Saat bersaksi untuk Nurhayati pada 17 Juli lalu, Fahd menyebutkan jatah dana penyesuaian infrastruktur untuk tiga kabupaten di Aceh, salah satunya diurus oleh Mirwan sebagai pimpinan Badan Anggaran dari Demokrat. Dalam sidang, Mirwan mengakui Bener Meriah daerah pemilihannya. Namun ia membantah jika disebut menawarkan proyek di kabupaten itu kepada pengusaha.

PDAT | ERVAN | BOBBY CHANDRA

Berita terpopuler lain:
Mirwan: Saya Tak Ada Transaksi dengan Tina Talisa

Sipilis Jangkiti Para Aktor Film Porno AS

NU: Syiah Tidak Sesat, Hanya Berbeda

SBY Pidato, Anak-Anak Tidur

Biaya Hidup Putin Rp 20 Triliun per Tahun

Drogba-Anelka Terancam Dilego Shanghai Shenhua

Carrefour Cabut dari Singapura Tahun ini

Kelompok Jhon Kei dan Hercules Bentrok Soal Lahan

Berita terkait

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

2 Oktober 2019

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

Anggota Fraksi PDIP DPR itu akan diperiksa sebagai saksi untuk politikus PAN, Sukiman, yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

21 Juni 2019

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

Romahurmuziy pernah diperiksa dalam kasus ini pada Agustus 2018. Dia mengaku tidak tahu urusan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 8 tahun penjara dalam perkara suap dana perimbangan daerah.

Baca Selengkapnya

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

Konsultan, Eka Kamaluddin yang didakwa menjadi perantara suap untuk Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 4 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

28 Januari 2019

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

Sebelumnya, jaksa KPK menuntut mantan anggota Fraksi Demokrat DPR Amin Santono 10 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

22 Januari 2019

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

Jaksa juga meminta hakim menjatuhkan hukuman tambahan kepada Amin Santono yaitu pencabutan hak politik selama 5 tahun.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

22 Januari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

Pegawai Kemenkeu Yaya Purnomo dituntut 9 tahun penjara oleh jaksa KPK dalam perkara suap dan gratifikasi terkait pengurusan anggaran untuk daerah.

Baca Selengkapnya

Mirwan Amir dan Khatibul Umam Mengaku Tak Kenal Keponakan Setnov

4 Juni 2018

Mirwan Amir dan Khatibul Umam Mengaku Tak Kenal Keponakan Setnov

Mantan Wakil Ketua Banggar DPR Mirwan Amir dan anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Khatibul Umam Wiranu mengaku tidak mengenal keponakan Setnov.

Baca Selengkapnya

Telusuri Aliran Dana E-KTP, KPK Periksa 4 Politikus Ini

4 Juni 2018

Telusuri Aliran Dana E-KTP, KPK Periksa 4 Politikus Ini

Penyidik KPK memeriksa para politikus itu sebagai saksi untuk keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi dan Made Oka Masagung.

Baca Selengkapnya

Mirwan Amir Mengaku Tak Tahu Pembahasan Anggaran E-KTP

25 Januari 2018

Mirwan Amir Mengaku Tak Tahu Pembahasan Anggaran E-KTP

Mirwan Amir mengatakan pimpinan Banggar tak bisa mengintervensi anggaran proyek e-KTP yang telah dibahas oleh Kemendagri dan Komisi Pemerintahan DPR.

Baca Selengkapnya