Sudah Dua Pekan Bukti Simulator Tak Disentuh  

Reporter

Editor

Senin, 13 Agustus 2012 13:11 WIB

Kontainer tempat menyimpan barang Bukti penggeledahan di Halaman Parkir Gedung KPK, Jumat (03/08). Kontainer berisi barang bukti korupsi simulator SIM yang telah disita KPK ini dijaga oleh 5 anggota Provost dari Mabes Polri demi keamanan barang bukti. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Janji Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mulai mengorek barang bukti kasus kasus korupsi pengadaan simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) belum juga terbukti.

Pasalnya, hingga saat ini barang bukti yang disimpan dalam sebuah kontainer di halaman belakang kantor KPK masih tergembok rapat. Walhasil, sudah dua pekan barang bukti itu tak tersentuh.

Juru Bicara KPK, Johan Budi S.P., menyatakan dia belum mendapat informasi tentang kapan barang bukti tersebut dikorek penyidik. Seperti janji sebelumnya, ia memastikan bahwa barang bukti itu bakal dibuka pada pekan ini. "Tapi saya belum tahu hari apa dimulai," ujar dia di kantornya, Senin, 13 Agustus.

Barang bukti kasus simulator ujian SIM disita dari kantor Kops lalu lintas pada Senin, 31 Juli 2012. KPK menggeledah kantor tersebut setelah menetapkan empat orang tersangka, termasuk Djoko Susilo, jenderal bintang dua yang juga mantan Kepala Korps Lalulintas.

Setelah barang bukti diangkut ke KPK, Markas Besar Polri mengutus empat anggotanya untuk menjaganya secara bergantian siang dan malam. Penjagaan itu memunculkan isu bahwa Polri yang juga mengusut kasus ini bakal merampas barang bukti. Dengan demikian, KPK juga meningkatkan penjagaannya.

Dari pantauan Tempo hari ini, penjagaan kontainer dari empat polisi masih terus berlanjut. Mereka yang menjaga dari awal memakai pakaian sipil kini mencolok dengan seragam cokelat khas polisi.

Sumber Tempo di KPK menyebutkan komunikasi mereka dengan internal KPK cukup kurang. Oleh sebab itu, muncul anggapan bahwa para polisi itu tidak ramah. "Jadi kami malas juga menegur mereka," kata salah seorang pegawai KPK.

Penjagaan para polisi itu dilakukan secara bergantian. Pagi hingga malam sebanyak empat orang dan malam hingga pagi sebanyak empat orang. "Makanan mereka tak ditanggung KPK, tapi bawa sendiri," kata sumber itu.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto pada pekan lalu menyatakan penyidik belum mengorek barang bukti karena belum diperlukan dalam pengusutan kasus ini. "Kebutuhan kami saat ini adalah pemeriksaan saksi," ujar dia.

TRI SUHARMAN

Berita terpopuler lainnya:
Ramai-ramai Klinik Tong Fang, Begini Praktiknya
Tim Sukses Jokowi: Ceramah Rhoma Tetap Pidana

PPP Pilih Foke karena Islam dan Betawi

Dinas Kesehatan ''Sentil'' Iklan Klinik Tong Fang

Relawan Jokowi - Ahok Luncurkan JASMEV

Ahok: Lagu Bang Rhoma Membuat Saya Tak Ikut Judi

Ke Klinik Tong Fang, Berobat karena Penasaran

Mengapa Nenek Moyang Kita Tidak Kegemukan?

Asosiasi Sepakbola Brasil Salahkan Rafael

Kasus Distop, Rhoma Irama: Alhamdulillah

Berita terkait

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

2 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

4 jam lalu

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

4 jam lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

10 jam lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

11 jam lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

11 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

15 jam lalu

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

Jaksa KPKsedang melacak sumber pembelian mobil Mercedes Benz Sprinter 315 CD hitam milik Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang disita oleh penyidik.

Baca Selengkapnya

Setelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar

17 jam lalu

Setelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar

KPK kembali menyita sejumlah aset milik eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL, kali ini sebuah rumah di Makassar senilai Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

18 jam lalu

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?

Baca Selengkapnya

Viral Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut-sebut Palak Pegawai Kementan

19 jam lalu

Viral Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut-sebut Palak Pegawai Kementan

Nama anak kedua Syahrul Yasin Limpo alias SYL, Kemal Redindo, viral karena disebut-sebut ikut memeras pegawai Kementan.

Baca Selengkapnya