TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi tidak menahan Siti Hartati Tjakra Murdaya. Sebab Walubi membutuhkan Hartati untuk memimpin organisasi masyarakat tersebut.
"Kepemimpinan Hartati Murdaya sebagai ketua umum Walubi masih sangat kami perlukan untuk menjadikan kesolidan 12 majelis yang tergabung dalam Walubi," kata Wakil Sekretaris Walubi Gatot Sukarno Hadi di kantor KPK, Jumat, 10 Agustus 2012.
Sukarno juga beralasan bahwa penahanan Hartati akan mempengaruhi psikologis umat Buddha, serta mempertimbangkan usia mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut, "Kami percaya Bu Hartati akan menghormati proses hukum dan kooperatif," kata dia.
Sukarno bersama belasan pengurus Walubi menyampaikan permintaan tersebut kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. Permintaan mereka direspon Abraham. "Katanya, permintaan kami akan disampaikan dalam rapat pimpinan KPK," kata Sukarno.
Pada 8 Agustus lalu, KPK mengumumkan Hartati sebagai tersangka dalam kasus suap Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu. KPK menduga Hartati turut serta menyuap Amran sebesar Rp 3 miliar.
Rasuah ini terungkap saat KPK mencokok General Manajer PT Hardaya Inti Plantation Yani Anshori di kediaman Amran, pada 26 Juni lalu. Kala itu, Amran berada di lokasi. Namun dia berhasil kabur. Sebulan kemudian, KPK menangkap Amran setelah menjadi tersangka penerima suap.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita terkait:
''Kekuasaan'' Bisnis Hartati Murdaya di Kehutanan
Hartati Murdaya, Sang Motor Penyokong SBY
Wawancara Tempo dengan Hartati Murdaya
Hartati Murdaya Bantah Terlibat Suap Bupati Buol
Hartati Murdaya Bisa Dipecat dari Demokrat
Berita terkait
Peringatan Waisak 2023, Ribuan Umat Budha dari Seluruh Penjuru Dunia akan Padati Candi Borobudur
1 Juni 2023
Peringatan Waisak 2023 di Candi Borobudur akan dihadiri umat budah dari seluruh penjuru Dunia.
Baca SelengkapnyaSiapa Pemilik JIEXPO, Tempat PDIP Peringati HUT ke-50?
9 Januari 2023
Pelaksanaan HUT Ke-50 PDIP awalnya akan digelar di GBK karena dianggap memiliki ikatan dengan partai. Namun dipindahkan ke JIEXPO.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Tegaskan Pemerintah Akan Awasi Penyaluran Bansos
30 Juli 2021
Mahfud Md menyatakan realisasi anggaran untuk penanggulangan Covid-19 belum maksimal. Pemerintah juga akan awasi penyaluran bansos.
Baca SelengkapnyaFestival Ceng Beng, Makna di Balik Bau Pembakaran saat Kremasi
5 April 2018
Puncak Festival Ceng Beng jatuh pada hari ini, 5 April 2018. Namun atmosfirnya sudah terasa 10 hari sebelum acara puncak.
Baca SelengkapnyaWaisak 2017, Ini Pesan Biksu Wongsin Labhiko dari Candi Borobudur
11 Mei 2017
Biksu Wongsin Labhiko dalam tuntunan sebelum meditasi Waisak menuturkan kehidupan tidak cukup dengan keinginan dan waktu tidak cukup bagi kebutuhan.
Baca SelengkapnyaBegini Detik-detik Hari Raya Waisak di Candi Borobudur
11 Mei 2017
Ribuan umat Buddha mengikuti detik-detik Waisak di pelataran Candi Borobudur pada Kamis, 11 Mei 2017, pukul 04.42.09 WIB, ditandai pemukulan lonceng 3x.
Baca SelengkapnyaWaisak 2561, Tokoh Buddha Ingatkan Cinta Kasih dan Jaga Toleransi
11 Mei 2017
Tokoh agama Buddha di Bali, Sudiarta Indrajaya, mengingatkan umat Buddha menyebarkan rasa cinta kasih untuk menjaga toleransi dan kerukunan antar-umat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan Turis Antusias Lihat Prosesi Waisak di Borobudur
10 Mei 2017
Banyak warga dan turis nusantara dan mancanegara berdiri di tepi jalan Candi Mendut ke Taman Candi Borobudur antusias menyaksikan prosesi Waisak 2017.
Baca SelengkapnyaProsesi Waisak, Ribuan Umat Budha Jalan Kaki Mendut-Borobudur
10 Mei 2017
Ribuan umat Buddha dan ratusan biksu melakukan prosesi Waisak dengan berjalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Agung Borobudur, Magelang, hari ini.
Baca SelengkapnyaMER-C dan Walubi Akan Bangun Rumah Sakit di Rakhine
13 Juni 2016
Ini dilakukan sebagai misi kemanusiaan mewujudkan perdamaian antara umat Islam dan Buddha di Myanmar.
Baca Selengkapnya