Syafi'i Ma'arif: Pemimpin Militer Bisa Kembalikan Otoritarianisme
Reporter
Editor
Jumat, 23 April 2004 20:06 WIB
TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif menyatakan, munculnya kandidat presiden dari kalangan militer akibat kegagalan masyarakat sipil dalam memimpin negeri ini. Menurutnya, tampilnya Susilo Bambang Yudoyono dan Wiranto sebagai calon presiden harus disikapi secara kritis agar jangan sampai muncul lagi pemerintahan yang otoritarian. Untuk itu, kata dia, pemilu presiden kali ini sangat penting dan rakyat jangan sampai salah memilih pemimpin. "Munculnya mereka (kalangan militer) adalah risiko yang logis karena sipil telah gagal atau setengah gagal dalam menjalankan pemerintahan. Kalangan sipil tidak mau mengkoreksi diri atas kepercayaan yang diembankan selama ini sehingga mereka (militer) kembali tampil," katanya kepada Tempo News Room di ruang kerjanya Jumat (23/4).Syafii juga menyanyangkan sikap sejumlah kalangan sipil terpelajar yang justru tidak mau bekerja sama untuk membangun negeri ini secara demokratris. Intelektual dari kalangan sipil yang semula sekolah di Amerika Serikat dan Eropa, kata Syafii, justru mendirikan partai-partai politik sendiri demi untuk menyalurkan sahwat politik mereka. "Lihat saja, akhirnya mereka hanya mendapat nol koma sekian persen suara. Karena tenyata mereka tidak bisa membaca peta dan sosiologis bangsa ini. Jadi munculnya militer itu adalah risiko yang harus ditanggung," kata Syafi'i.Menurut Syafi'i, masa depan bangsa ini sebenarnya ada di tangan semua rakyat Indonesia. Pada pemilu 5 Juli nanti, kata dia, rakyat akan memilih langsung pemimpin pemerintahan. Dan mestinya, kata dia, rakyat harus memilih pemimpin yang betul-betul membela demokrasi."Negeri ini sedang berada di tikungan yang sangat tajam sehingga kita butuh pemimpin yang tahu betul kondisi jalan yang dihadapi. Atau ibarat kapal, kita ini sudah akan tenggelam. Sehingga kalau kita gagal memilih pemimpin, maka kita akan tenggelam," kata Syafi'i. Syaiful Amin dan Heru CN - Tempo News Room