Anggota Komisi VIII dari fraksi Partai Golkar Zulkarnaen Djabar, saat memberikan keterangan kepada wartawan, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin, 2 Juli 2012. Zulkarnaen Djabar menjelaskan tentang kesiapan dirinya untuk diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka dalam dugaan korupsi proyek pengadaan Al Quran di Kementerian Agama senilai Rp 35 miliar. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad mengatakan partainya akan mengevaluasi posisi Zulkarnaen Djabar di Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut dia, kasus korupsi Al-Quran yang ditudingkan kepada Zulkarnaen cukup mengganggu posisi Golkar pada 2014 mendatang dan posisi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai calon presiden.
"Kami sudah minta yang bersangkutan untuk mengoreksi diri dan melakukan perbaikan. Nanti hasilnya akan diumumkan siang ini oleh fraksi," kata dia kepada Tempo, Senin, 9 Juli 2012.
Anggota Komisi Agama DPR dari Fraksi Partai Golkar, Zulkarnaen Djabar, ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka dalam kasus pengadaan Al-Quran di Kementerian Agama. Dia dan anaknya, Dendy Prasetya, dituding melakukan pengaturan pemenang tender proyek ini.
Kasus korupsi Golkar ini, menurut survei Saiful Mujani Research and Consulting, dapat membahayakan posisi Aburizal Bakrie dalam pencalonan presiden. Aburizal sendiri disebut hanya mendapatkan suara sebesar 4,4 persen jika pemilihan dilakukan saat ini.
Fadel mengakui bahwa kasus ini bisa memberatkan langkah Golkar dan Ical, sapaan Aburizal. Karena itu, menurut dia, DPP Partai Golkar sudah mengambil langkah cepat. "Kami sudah rapatkan beberapa kali di DPP dan hasilnya tunggu saja siang nanti," kata dia.
Soal hasil survei, Fadel mengapresiasinya sebagai masukan. Menurut dia, survei ini merupakan peringatan bagi Golkar untuk lebih bekerja keras dalam mengegolkan Ical di kursi RI-1. "Kami berterima kasih soal ini. Hasil ini menunjukkan bahwa kami harus lebih keras," kata dia.