Usai Rujuk, Raja Surakarta Ditolak Masuk Keraton  

Reporter

Editor

Kamis, 24 Mei 2012 14:57 WIB

KGPH Dipokusumo (kiri),Paku Buwana XIII Hangabehi (tengah) dan Panembahan Tedjowulan (kanan) berdiri di depan Keraton Kasunanan Surakarta lantaran tidak diijinkan masuk oleh kerabat keraton yang lain. Tempo/AHMAD RAFIQ

TEMPO.CO, Surakarta - Konflik internal di Keraton Kasunanan Surakarta masih cukup tajam usai rekonsiliasi. Sejumlah kerabat keraton terlibat adu mulut dan baku dorong di depan pintu utama keraton, yang sering disebut Kori Kamandungan, Kamis, 24 Mei 2012. Gara-garanya, Paku Buwana XIII tidak diperkenankan masuk dalam keraton.

Menurut pantauan Tempo, PB XIII datang ke keraton bersama Tedjowulan dan rombongannya setelah menyelesaikan proses rekonsiliasi di Balai Kota Surakarta. Sesampai di keraton, ternyata pintu utama tertutup rapat. Salah satu adik iparnya, Kanjeng Pangeran Satriyo Hadinagoro, melarang rombongan masuk.

Akibatnya, percekcokan antarkerabat pecah di muka umum. Satriyo terlibat adu mulut dan saling umpat dengan para pengiring PB XIII. Beberapa kali mereka juga terlihat saling dorong. Sementara itu, PB XIII yang terlihat menahan emosi memilih duduk di kursi. Upaya mediasi yang dilakukan oleh kepolisian tidak membuahkan hasil.

Akhirnya, PB XIII bersama Tedjowulan baru berhasil masuk keraton dengan cara "menyusup" lewat pintu samping. Dia masuk dengan mendapat pengawalan langsung dari Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta serta Komandan Distrik Militer Surakarta.

Salah satu adik PB XIII, GPH Suryo Wicaksono, menganggap pelarangan itu sudah keterlaluan. “Tidak masuk akal kalau raja dilarang masuk rumahnya sendiri,” kata Wicaksono. Menurut dia, hingga saat ini raja memiliki kekuasaan tertinggi di dalam keraton.

Dia juga heran dengan adanya kerabat keraton yang menolak terjadinya rekonsiliasi antara PB XIII dan Tedjowulan. “Sekarang sudah tidak ada lagi raja kembar dengan rekonsiliasi ini,” katanya. Apalagi rekonsiliasi tersebut juga telah mendapat restu dari pemerintah.

Sementara itu Satriyo Hadinagoro membantah dirinya melarang PB XIII masuk keraton. “Sinuhun (PB XIII) sudah kami persilakan masuk kok. Tapi tidak untuk Tedjowulan,” katanya. Menurut dia, Tedjowulan telah melanggar adat keraton lantaran pernah mengukuhkan dirinya sebagai raja.

Menurut Satriyo, Tedjowulan tidak boleh masuk keraton sebelum mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu kepada para kerabat dan dewan adat,” kata Satriyo. Hal tersebut menjadi salah satu persyaratan jika Tedjowulan ingin kembali masuk ke keraton.

Sementara itu Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta, Komisaris Besar Asdjima’in, mengatakan pihaknya siap memberikan pengawalan kepada PB XIII di dalam keraton. “Namun hingga saat ini belum ada permintaan pengawalan,” kata Asdjima’in.

Hanya, kepolisian tetap akan mengirim personel untuk mengamankan sekitar Keraton Kasunanan Surakarta. Polisi akan berupaya keras jika konflik internal keraton itu tidak menimbulkan adanya tindak pidana yang dilakukan oleh masing-masing pihak.

Sedangkan PB XIII Hangabehi berjanji akan melakukan restrukturisasi lembaga di keraton secara total setelah rekonsiliasi ini. “Dewan adat juga akan dibubarkan,” katanya pendek.

Insiden penutupan pintu keraton itu merupakan buntut dari ketidakpuasan sejumlah kerabat keraton atas proses rekonsiliasi yang dilakukan oleh Hangabehi dan Tedjowulan. “Sebenarnya kami tidak menolak rekonsiliasi itu,” kata Satriyo Hadinagoro. Hanya, sejumlah kerabat keraton yang ada di dewan adat dan lembaga Kusumawandawa merasa tidak dilibatkan.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Keributan di Keraton Surakarta, Polisi akan Memediasi Dua Kubu

24 Desember 2022

Keributan di Keraton Surakarta, Polisi akan Memediasi Dua Kubu

Polisi mencoba memediasi konflik antarkeluarga Keraton Surakarta yang belakangan memanas lagi.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Ancam Perkarakan Kerabat Keraton Solo  

30 Oktober 2013

Wali Kota Ancam Perkarakan Kerabat Keraton Solo  

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo meradang ketika dituduh menggunakan surat palsu untuk mendamaikan konflik Keraton Solo.

Baca Selengkapnya

Diterpa Konflik, Persiapan Jumenengan Keraton Surakarta Tetap Jalan  

3 Juni 2012

Diterpa Konflik, Persiapan Jumenengan Keraton Surakarta Tetap Jalan  

Jumenengan adalah kewajiban Sinuhun. Jika tidak dilaksanakan, maka Sinuhun akan kena hukuman dari leluhur.

Baca Selengkapnya

Atasi Konflik, Jokowi Datangi Kasunanan Surakarta

25 Mei 2012

Atasi Konflik, Jokowi Datangi Kasunanan Surakarta

KGPH Puger mengakui pihaknya meminta pemerintah untuk menfasilitasi mediasi antara kerabat keraton dengan Paku Buwana XIII.

Baca Selengkapnya

Konflik Keraton Surakarta Dibawa ke Jalur Hukum  

24 Mei 2012

Konflik Keraton Surakarta Dibawa ke Jalur Hukum  

Satriyo Hadinagoro berdalih larangan untuk masuk ke keraton hanya berlaku pada Tedjowulan yang dianggap sudah melanggar adat.

Baca Selengkapnya

Akhirnya Keraton Surakarta Berdamai  

20 Mei 2012

Akhirnya Keraton Surakarta Berdamai  

Dengan keikhlasan dan kebesaran jiwa pula, kangmas SISKS Pakubuwono XIII bersedia saya dampingi sebagai dwitunggal," kata Tedjowulan

Baca Selengkapnya

Rujuknya Keraton Surakarta Bisa Tarik Pelancong  

20 Mei 2012

Rujuknya Keraton Surakarta Bisa Tarik Pelancong  

Jika semula energi dihabiskan untuk konflik, saat ini sudah bisa digunakan untuk memperbaiki keraton.

Baca Selengkapnya

Tedjowulan Resmi Tanggalkan Gelar Pakubuwana XIII  

18 Mei 2012

Tedjowulan Resmi Tanggalkan Gelar Pakubuwana XIII  

Penanggalan gelar dan jabatan merupakan upaya rekonsiliasi konflik internal Keraton Kasunanan Surakarta.

Baca Selengkapnya

Raja Kembar Surakarta Segera Berakhir  

10 Mei 2012

Raja Kembar Surakarta Segera Berakhir  

Pakubuwana XIII Tedjowulan menyatakan kesiapannya untuk melakukan rekonsiliasi.

Baca Selengkapnya

250 Tahun Pura Mangkunegaran

25 Februari 2007

250 Tahun Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran Solo menggelar peringatan 250 tahun berdirinya kerajaan Mangkunegaran. Rangkaian peringatan yang didirikan Pangeran Sambernyawa itu akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Sabtu (24/2) malam, rangkaian peringatan itu diawali dengan tasyakuran dan wilujengan di Pendapa Pura Mangkunegaran yang kondisinya tengah mengenaskan.

Baca Selengkapnya