TEMPO.CO, Jakarta – Konflik adanya raja kembar di Keraton Kasunanan Surakarta berakhir. “Maklumat bersama antara Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono XIII Hangabehi dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan telah ditandatangani pada 16 Mei 2012 lalu di Grand Mahakam Jakarta dengan disaksikan Bapak Walikota Surakarta Joko Widodo,” kata Bendoro Raden Ayu (BRA) Mooryati Soedibyo dalam tasyakuran di kediamannya di Jalan Ki Mangkusarkuro, Jakarta Pusat, Ahad, 20 Mei 2012.
Menurut dia, maklumat bersama dan kesepakatan adanya dwi tunggal kepemimpinan keraton surakarta menyelesaikan konflik di Keraton Kasununan Surakarta selama delapan tahun terakhir. “Kami berharap kepemimpinan keraton akan menjadi lebih kuat berwibawa serta mengikuti konsep Good Governance,” katanya.
Di tempat yang sama, KGPH Panembahan Agung Tedjowulan mengatakan ikhlas melepas gelar pakubuwono XIII dan menerima kedudukan sebagai mahapatih,” katanya. “Dengan keikhlasan dan kebesaran jiwa pula, kangmas SISKS Pakubuwono XIII bersedia saya dampingi sebagai dwitunggal untuk memperkuat kepemimpnan keraton guna memenuhi perkembangan dan tuntutan zaman,” katanya. Tedjowulan menjelaskan dalam menyelenggarakan kepemimpinan keraton, dwitunggal akan didukung paran paranata dan paran porokaso yang terdiri dari pemerintah pusat dan daerah, pakar dan budayawan, para pinisepuh kerabat dan sentono dalem yang berkompeten dan berdedikasi.
Sementara itu Wali Kota Solo, Joko Widodo mengatakan dia berusaha merukunkan kedua putra pakubuwono XII selama delapan bulan terakhir. “Kami amat berbahagia beliau berdua bisa rukun. Fungsi pemerintah cuma sebatas merukunkan kemudian manajemen keraton kita serahkan ke kerabat mudah-mudahan tidak ada masalah lagi,” katanya. Adapun tasyakuran maklumat bersama yang digelar saat hari kebangkitan nasional itu, dihadiri sejumlah pembesar berdarah biru antara lain Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Haryono Suyono, Akbar Tanjung, Jimly Asshiddiq, Kanjeng Pangeran Haryo Soemadi Brotodiningrat, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro, Roesihardjo dam Poppy Dharsono.
Sebelumnya, konflik terjadi antara dua putra Pakubuwana XII, Hangabehi dan Tedjowulan. Mereka sama-sama mengklaim sebagai raja yang sah bergelar Pakubuwono XIII. Pakubuwana XIII Hangabehi menguasai takhta yang berada di dalam keraton. Sementara Pakubuwana XIII Tedjowulan bertakhta di keraton yang berada di kawasan Badran, Kotabarat.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI
Berita terkait
Keributan di Keraton Surakarta, Polisi akan Memediasi Dua Kubu
24 Desember 2022
Polisi mencoba memediasi konflik antarkeluarga Keraton Surakarta yang belakangan memanas lagi.
Baca SelengkapnyaWali Kota Ancam Perkarakan Kerabat Keraton Solo
30 Oktober 2013
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo meradang ketika dituduh menggunakan surat palsu untuk mendamaikan konflik Keraton Solo.
Diterpa Konflik, Persiapan Jumenengan Keraton Surakarta Tetap Jalan
3 Juni 2012
Jumenengan adalah kewajiban Sinuhun. Jika tidak dilaksanakan, maka Sinuhun akan kena hukuman dari leluhur.
Baca SelengkapnyaAtasi Konflik, Jokowi Datangi Kasunanan Surakarta
25 Mei 2012
KGPH Puger mengakui pihaknya meminta pemerintah untuk menfasilitasi mediasi antara kerabat keraton dengan Paku Buwana XIII.
Baca SelengkapnyaKonflik Keraton Surakarta Dibawa ke Jalur Hukum
24 Mei 2012
Satriyo Hadinagoro berdalih larangan untuk masuk ke keraton hanya berlaku pada Tedjowulan yang dianggap sudah melanggar adat.
Baca SelengkapnyaUsai Rujuk, Raja Surakarta Ditolak Masuk Keraton
24 Mei 2012
Sinuhun (PB XIII) sudah kami persilakan masuk, kok. Tapi tidak untuk Tedjowulan, kata Satriyo Hadinagoro.
Baca SelengkapnyaRujuknya Keraton Surakarta Bisa Tarik Pelancong
20 Mei 2012
Jika semula energi dihabiskan untuk konflik, saat ini sudah bisa digunakan untuk memperbaiki keraton.
Baca SelengkapnyaTedjowulan Resmi Tanggalkan Gelar Pakubuwana XIII
18 Mei 2012
Penanggalan gelar dan jabatan merupakan upaya rekonsiliasi konflik internal Keraton Kasunanan Surakarta.
Baca SelengkapnyaRaja Kembar Surakarta Segera Berakhir
10 Mei 2012
Pakubuwana XIII Tedjowulan menyatakan kesiapannya untuk melakukan rekonsiliasi.
Baca Selengkapnya250 Tahun Pura Mangkunegaran
25 Februari 2007
Pura Mangkunegaran Solo menggelar peringatan 250 tahun berdirinya kerajaan Mangkunegaran. Rangkaian peringatan yang didirikan Pangeran Sambernyawa itu akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Sabtu (24/2) malam, rangkaian peringatan itu diawali dengan tasyakuran dan wilujengan di Pendapa Pura Mangkunegaran yang kondisinya tengah mengenaskan.
Baca Selengkapnya