TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian akan mengadakan tes kejiwaan pada tersangka pelaku bom rakitan Semarang, Imam Sukayat, untuk membuktikan apakah benar yang bersangkutan menderita cacat mental.
"Tim dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan untuk membuktikan hal ini (dugaan menderita cacat mental)," kata Juru Bicara Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, Sabtu, 17 Maret 2012.
Menurut pengakuan keluarga dan warga sekitar, Imam menderita cacat mental sehingga warga menyangsikan kalau yang bersangkutan dengan sengaja tidak memberitahukan adanya bom pada pihak yang berwajib. Kemarin, Polri menetapkam Imam Sukayat sebagai tersangka karena ia diduga mengetahui adanya bom rakitan itu, tapi tidak memberitahu pada polisi.
Menurut Saud, jika nantinya Imam menderita cacat mental, yang bersangkutan tidak bisa ditetapkan menjadi tersangka. "Kita akan melakukan tes kejiwaan dulu melalui tim di sana. Kalau benar, ya secara hukum tidak bisa dijadikan tersangka," kata Saud.
Tim Pusat Laboratorium dan Forensik, kata Saud, masih terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Saud belum bisa merinci hasil olah TKP di lapangan atau apakah tim menemukan fakta-fakta baru terkait motif pengeboman dan siapa yang pertama kali meletakkan bom itu di selokan. "Semuanya masih dalam pengembangan tim di lapangan," tutur Saud.
Namun demikian, ia menegaskan terlalu prematur untuk menghubungkan kejadian pengeboman tersebut dengan aksi terorisme. Berdasarkan pemantauan tim di lapangan, peristiwa ini masih termasuk dalam tindak pidana murni. "Masih terlalu jauh untuk dikaitkan ke sana (terorisme)," kata Saud.
Bom berdaya ledak rendah itu meledak Kamis lalu. Kejadian bermula ketika ada seseorang melempar bom rakitan ke selokan. Sekitar jam 13.00, Imam mengambil bom ini kemudian menyerahkan pada temannya yang merupakan buruh bangunan. Setelah diutak-atik bom itu meledak dan menyebabkan dua orang luka berat dan satu orang menderita luka ringan.
Salah satu korban luka berat, Dwi Priyatno harus kehilangan tiga jari tangannya karena diamputasi. Bagian wajah dan matanya pun harus dijahit.
ANANDA W. TERESIA
Berita terkait
Ledakan Dekat Polres Metro Jakarta Selatan, Begini Kata Saksi
12 Juli 2018
Dua orang saksi langsung mendatangi lokasi ledakan setelah mendengar bunyi keras di sebelah Polres Metro Jakarta Selatan itu.
Baca SelengkapnyaLedakan Dekat Polres Metro Jakarta Selatan, 3 Ruko Rusak
12 Juli 2018
Insiden ledakan di dekat kantor Polres Metro Jakarta Selatan juga dipantau Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaDentuman Misterius di Solo Diduga Berasal dari Sonic Boom
30 Agustus 2016
Sonic boom merupakan efek suara yang muncul dari pesawat dengan kecepatan supersonik.
Baca SelengkapnyaKamar Mandi Sekolah Meledak, Siswi SMA Terluka
20 April 2016
Ledakan dari ruang kamar mandi siswi SMAN 3 Kota Kediri ini terjadi pukul 06.15 WIB.
Baca SelengkapnyaLedakan di Haluoleo, Polri: Kesalahan Teknis
29 Maret 2016
Brigadir Jenderal Agus Riyanto menjelaskan, ledakan tersebut terjadi terkait dengan kegiatan diksar satpam Universitas Haluoleo.
Baca SelengkapnyaBom Simulasi Meledak di Universitas Haluleo, Dua Tewas
29 Maret 2016
Bom saat simulasi pengamanan menjinakkan bom di Universitas Haluleo, Kendari, meledak. Dua tewas.
Baca SelengkapnyaPenembakan di Sarinah, Fotografer Tempo Nyaris Jadi Korban
14 Januari 2016
Saksi mengatakan penembakan terjadi setelah ledakan pertama di Sarinah. Pelaku menyasar kerumunan.
Baca SelengkapnyaLedakan di Mal Alam Sutera, Tim Gegana Lakukan Penyisiran
9 Juli 2015
Kaca pembatas ruang toilet dan pintu pecah. Muncul asap.
Baca SelengkapnyaPabrik Baja Krakatau Posco Meledak
15 Desember 2014
Diduga, penyebab terjadinya ledakan adalah adanya rembesan air yang jatuh ke dalam converter yang berisi baja cair.
Baca SelengkapnyaPelempar Bom ke Gubernur Sulsel Tiga Orang
11 November 2012
Dua orang masih buron.
Baca Selengkapnya