TEMPO.CO, Jakarta - Di musim hujan seperti saat ini, masyarakat Ibu Kota Jakarta kembali dibayang-bayangi masalah banjir. Meski sudah menjadi langganan banjir, sampai saat ini belum ada solusi ampuh untuk mengatasinya. Wali Kota Surakarta Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi punya kiat khusus menangani banjir.
Dalam perbincangan di kantor Tempo pekan lalu, Jokowi mengungkapkan bahwa di wilayahnya yang seluas 44,03 kilometer persegi itu juga sering terjadi banjir. “Dulu Solo ada delapan titik banjir,” kata Jokowi.
Solusi mengatasi banjir yang diterapkan Jokowi, yaitu dengan membuat parapet, pompa dari Sungai Bengawan Solo. Langkah yang dilakukan ternyata cukup ampuh, terbukti banjir di wilayahnya sudah berkurang drastis. “Sekarang tinggal satu tempat yang banjir.”
Satu-satunya tempat yang masih menjadi langganan banjir, menurut Jokowi, adalah daerah paling dekat dengan bibir Sungai Bengawan Solo. “Rumah Pak Wakil Wali Kota masih sering kebanjiran karena hanya 10 meter dari Bengawan Solo,” katanya.
Menurut Jokowi, pendekatan yang dilakukan untuk menangani banjir di Solo bisa digunakan di Jakarta. “Pendekatannya saya kira sama,” kata alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada tahun 1985 itu.
“Kalkulasi banjir butuh duit berapa, tinggal panggil pelaksananya. Kalau APBD tidak bisa menutupi, panggil investor,” kata Jokowi. “Dengan catatan harus dikawal, jangan dibiarkan jalan sendiri. Ada problem di lapangan, diselesaikan, dibantu investor.”
Menurut Jokowi, pelaksanaan proyek harus dicek setiap hari secara langsung karena pasti ada masalah di lapangan dan itu harus ditangani sendiri. “Ini masalah utama kok, harus terjun sendiri. Jangan di belakang meja, itu tidak bisa hanya menyuruh-nyuruh kepala dinas,” katanya.
