TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Ketua Majelis Adat (MAA) Provinsi Aceh, Tgk Badruzzaman, mengatakan anak-anak punk harus dirangkul. Mereka yang ditangkap polisi dengan alasan akan dibina, mesti melalui pendekatan sosial yang baik dan perlu dirangkul oleh seluruh masyarakat Aceh.
“Ini tanggung jawab seluruh masyarakat Aceh dan bukan hanya polisi,” katanya kepada Tempo, Jumat, 16 Desember 2011.
Sebanyak 65 anak punk Aceh ditangkap polisi saat menggelar konser di Taman Budaya, Banda Aceh. Mereka kemudian ditahan dan dibawa ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, untuk dibina selama 10 hari. Di awal pembinaan mereka diceburkan ke kolam. Rambut ala Mohawk mereka juga dicukur plontos.
Menurut Badruzzaman, tindakan yang diambil polisi sudah benar dengan melakukan pembinaan. Tapi, kemudian, seharusnya pembinaan tak hanya selesai di Seulawah. Selepas mereka dari sana dan kembali ke masyarakat, elemen lainnya harus merangkul mereka. “Pemerintah, ulama, dan cendekiawan serta pemuda harus merangkul mereka dan membawa ke arah yang benar.”
MAA mengatakan pihaknya akan memberikan amaran kepada masyarakat adat di Aceh untuk menangani anak-anak muda, sehingga tidak masuk dalam pengaruh yang tidak baik. “Semua pihak harus mendukung pembinaan terhadap anak-anak punk itu dan anak muda Aceh umumnya,” kata Badruzzaman.
Sementara itu, pemerhati sosial kemasyarakatan dan politik Aceh, Teuku Alfian Banta, S.H., mengkritik tindakan pembinaan yang dilakukan polisi. “Kalau pembinaannya di Sekolah Polisi seperti itu dan tidak berkesinambungan, pertanyaannya adalah, banyak polisi yang lulusan sana juga terindikasi narkoba sesudahnya. Ingat baru beberapa hari sebelum penangkapan anak punk, sebanyak 1.000 polisi Aceh dinyatakan terindikasi narkoba,” kata Alfian.
Menurut dia, selayaknya pemerintah beserta aparaturnya bijak, cermat, dan hati-hati dalam menyikapi ataupun menentukan pola tindakan terhadap komunitas yang diistilahkan punk tersebut. Bagaimana pun itu anak-anak kita juga, yang kebetulan memiliki cara pandang perilaku yang berbeda jauh dengan aktivitas sosial di tengah-tengah masyarakat.
Menindak semata seperti yang dilakukan polisi mungkin benar dalam konteks kewenangan. Tapi, dalam konteks lebih luas dan jangka panjang, apa pun yang terjadi terhadap anak punk adalah fakta sosial dan fenomena yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. “Benteng yang paling efektif adalah benteng sosial yang disokong oleh kuatnya jiwa kolektif dan semangat kepedulian sosial masyarakatnya,” kata Alfian.
Solusi jangka pendek, kata Alfian, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan menggiring komunitas mereka secara sabar melalui pendekatan-pendekatan yang praktis dan tepat untuk masuk dalam wilayah pembinaan sosial, beragama, dan mengayomi dengan adat dan budaya lokal. Itu harus secara berkesinambungan dengan melibatkan seluruh masyarakat. “Kalau mencukur rambut dan pembinaan singkat, hanya sesaat, dan tidak menjamin mereka akan mengulangi aktivitasnya.”
ADI WARSIDI
Berita terkait
IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace
7 Oktober 2023
IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.
Baca SelengkapnyaKisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah
31 Juli 2023
Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.
Baca SelengkapnyaTop Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo
16 November 2022
Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali
Baca SelengkapnyaPenangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror
27 Juli 2021
Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar
Baca SelengkapnyaSeniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify
24 April 2021
Seniman Malaysia ditahan polisi karena dituduh menghina Ratu Malaysia dengan membuat gambar daftar putar Spotify yang menghina akun instagram ratu.
Baca Selengkapnya53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif
7 Januari 2021
Polisi menangkap 53 orang aktivis Hong Kong selama penggerebekan pagi sebagai tindakan keras Cina menerapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara
6 Agustus 2018
Kerajaan Arab Saudi memerintahkan duta besar Kanada untuk meninggalkan Arab Saudi dalam waktu 24 jam setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis.
Baca SelengkapnyaPolisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?
28 Mei 2018
Kepolisan Mesir menangkap seorang mantan juru kampanye untuk Presiden Abdel Fattah el-Sisi pada Minggu, 27 Mei 2018.
Baca SelengkapnyaBela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan
6 Maret 2018
Aktivis mahasiswa UMS M Hisbun Payu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jawa Tengah. Aktivis ini sebelumnya disebut diculik.
Baca SelengkapnyaJaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik
5 Desember 2016
Sunarto mengatakan akan mengadakan aksi solidaritas sebagai respons terhadap penangkapan para aktivis dan tokoh nasional.
Baca Selengkapnya