Ini Catatan Kecil Hanura, PKS, dan PDI dalam UU Intelijen  

Reporter

Editor

Selasa, 11 Oktober 2011 13:46 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tiga dari sembilan fraksi DPR memberikan catatan kecil dalam pengesahan Undang-Undang Intelijen, Selasa, 11 Oktober 2011, pagi tadi. Dalam sidang paripurna di gedung DPR, Aus Nur Hidayat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyoroti sanksi pidana bagi anggota intelijen pembocor rahasia negara.

"Ketentuan pidana Pasal 44 dan 46 antara orang biasa yang bocorkan rahasia dengan personel yang bocorkan sama saja jumlah pidana dan denda 500 juta," ujarnya dalam rapat.

Dengan sanksi hanya Rp 500 juta bagi personel intelijen, sangat mungkin anggota intelijen tergiur tawaran asing yang nilainya jauh lebih besar. "Saya lihat kalau untuk personel intelijen negara ini terlalu kecil dan kalau hanya denda segitu alangkah mudahnya mereka bisa dibayar Rp 5 miliar oleh asing untuk memberikan rahasia ini," ujarnya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Arya Bima, memperingatkan bahayanya kekuatan intelijen seperti yang terjadi pada Orde Baru. Ia mengingatkan bahwa undang-undang ini dapat menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia dan membungkam suara-suara kritis bagi pemerintahan. "Saya garis bawahi, jangan sampai UU ini digunakan untuk represi dan keamanan penguasa bukan negara. Kita memiliki pengalaman selama 32 tahun di mana intelijen menjadi alat dari penguasa untuk membungkam suara-suara kritis," ujarnya.

Hal senada dinyatakan oleh Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal. Ia mengingatkan pihak intelijen untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa mereka bisa bekerja secara profesional dengan lahirnya undang-undang ini.

"Agar suara masyarakat yang meragukan bisa kita yakinkan bahwa lahirnya UU ini menjadikan intelijen negara yang lebih proporsional, kemungkinan terjadinya abuse of power mudah-mudahan bisa kita nihilkan," ujarnya.

Sementara anggota Fraksi Partai Hanura, Akbar Faisal, mengingatkan agar BIN tak hanya berkonsentrasi memata-matai warga negara Indonesia sendiri. Menurutnya, maraknya pencaplokan wilayah perbatasan yang mengemuka belakangan ini merupakan tanggung jawab BIN juga.

"Kita dengarkan wilayah kita yang kemungkinan akan lepas lagi agak menyedihkan, anggaran BNPP Rp 287 miliar, kita lihat betapa kurangnya keadilan terhadap perbatasan. Jangan sampai sibuk mengawasi dalam negeri dan di luar tidak kita pahami," ujarnya.

FEBRIYAN

Berita terkait

Disetujui Pimpin BIN, BG Berterima Kasih kepada Sutiyoso

8 September 2016

Disetujui Pimpin BIN, BG Berterima Kasih kepada Sutiyoso

Budi Gunawan mengapresiasi Komisi I dan para anggota Dewan lain yang memuluskan proses uji kelayakan dan kepatutannya di DPR.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Pentingnya Kemenhan Punya Badan Intelijen Sendiri

9 Juni 2016

Penjelasan Pentingnya Kemenhan Punya Badan Intelijen Sendiri

Intelijen di lingkungan Kementerian Pertahanan untuk mengidentifikasi sumber daya dalam negeri yang bisa mendukung pertahanan.

Baca Selengkapnya

Sutiyoso Ingin BIN Diberi Kewenangan Panggil Orang

29 Februari 2016

Sutiyoso Ingin BIN Diberi Kewenangan Panggil Orang

BIN tidak menangkap, tapi ingin memanggil seseorang untuk mendalami sebuah informasi.

Baca Selengkapnya

Intel Indonesia Dituding Mata-matai Warga dengan FinFisher  

27 Januari 2016

Intel Indonesia Dituding Mata-matai Warga dengan FinFisher  

Salah satu lembaga yang disebut menggunakan spyware itu adalah
Lembaga Sandi Negara.

Baca Selengkapnya

Tim Pengawas Intelijen Negara Dibentuk  

26 Januari 2016

Tim Pengawas Intelijen Negara Dibentuk  

Tim pengawas ini merupakan tim dari DPR, bukan tim dari Komisi I.

Baca Selengkapnya

Bentuk Tim Pengawas Badan Intelijen Negara, Ini Janji DPR

3 Juli 2015

Bentuk Tim Pengawas Badan Intelijen Negara, Ini Janji DPR

Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan tim eksternal pengawas intelijen negara. Bertugas mengoreksi kinerja intelijen yang selama ini tak terawasi.

Baca Selengkapnya

BIN Tak Masalah Diawasi Tim Pengawas Intelijen

15 Juni 2015

BIN Tak Masalah Diawasi Tim Pengawas Intelijen

Pembentukan tim pengawas intelijen akan berdampak positif pada citra BIN di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Apresiasi Pembentukan Tim Pengawas BIN  

15 Juni 2015

Pemerintah Apresiasi Pembentukan Tim Pengawas BIN  

Pemerintah menyambut baik rencana DPR yang ingin membuat tim untuk mengawasi Badan Intelijen Negara.

Baca Selengkapnya

Awasi BIN, DPR Bentuk Tim Pengawas Intelijen  

15 Juni 2015

Awasi BIN, DPR Bentuk Tim Pengawas Intelijen  

Tim Pengawas Intelijen terdiri atas 14 anggota DPR yang diwakili setiap fraksi dan pimpinan komisi.

Baca Selengkapnya

Sutiyoso Calon Kepala BIN, Aher: Selamat dan Baguslah Itu  

10 Juni 2015

Sutiyoso Calon Kepala BIN, Aher: Selamat dan Baguslah Itu  

Posisi Kepala BIN strategis untuk menentukan langkah pimpinan negara.

Baca Selengkapnya