TEMPO Interaktif, Makassar - Masterplan pembangunan dan perluasan ekonomi Sulawesi Selatan sebagai pusat pengolahan produk-produk pangan, baik dalam sektor pertanian perkebunan dan perikanan, sudah siap. “Memang core bisnis di Sulawesi Selatan adalah di sektor ini,” kata Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sulawesi Selatan, Amal Natsir saat acara Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, di Hotel Grand Clarion Makassar, Rabu (18/5/2011).
Rencananya, pencanangan Sulawesi Selatan sebagai pusat pengolahan produk pangan ini akan dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir bulan ini. Masterplan dari rencana itu, seperti ditegaskan oleh Amal, sudah ada dan tinggal dijalankan.
Menurut Amal, bahan baku pangan, mulai dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, dan pertambangan, sudah ada di Sulawesi Selatan. “Tinggal semua, yang namanya instrumen yang mendukung Sulawesi Selatan sebagai pusat pengolahan pangan, harus dikoordinasikan dengan baik,” katanya.
Sejumlah instrumen pendukung itu di antaranya adalah infrastruktur jalan, yang merupakan pendukung dari kelancaran akses. Ini adalah salah satu yang harus menjadi perhatian utama. Termasuk keberadaan industri-industri pengolahan bahan bakunya.
Untuk industri pengolahan kakao, telah ada di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Luwu Utara. Sedang industri pertanian akan dikembangkan di Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, dan Luwu. Untuk industri rumput laut ada di Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Luwu, dan Pinrang. “Khusus perikanan, belum ada industrinya. Tapi tetap fokus pada peningkatan produksi, baik ikan tangkap maupun ikan tambak,” katanya.
Investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini, kata Amal, sekitar Rp 60 triliun untuk tahun 2011 sampai 2014. Ia yakin investasi sebesar itu bisa masuk jika infrastruktur seperti pelabuhan dan jalan cukup bagus dan tidak ada praktik pungutan liar.
SYAMSULMARLIN
