TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih melakukan pembenahan koalisi. Presiden, kata dia, masih mencari format terbaik untuk mensolidkan koalisi pendukung pemerintahan. "Masih dievaluasi penataan koalisi (oleh Presiden)," kata Julian di Istana Kepresidenan, Kamis 31 Maret 2011.
Sisa 3,5 tahun masa pemerintahan SBY-Boediono, menurut Julian, diharapkan bisa lebih efektif dengan adanya penataan tersebut. Sisa masa pemerintahan masih sangat berarti untuk kepentingan kesejahteraan rakyat. "Diharapkan partai yang berkoalisi di pemerintah bisa lebih bersinergi dalam kerjasama mendukung apa yang menjadi program pemerintah hingga 2014," kata dia.
Presiden SBY juga tidak dalam posisi yang terburu-buru dalam menata koalisi. Ia mengingatkan, Presiden Yudhoyono sempat gerah dengan desakan untuk memperbaiki koalisi. Apalagi, kondisi koalisi partai pendukung pemerintah saat ini sudah kondusif dan tidak ada pergolakan setelah adanya pemahaman.
Presiden, kata Julian, juga pernah mengingatkan partai-partai anggota koalisi untuk kembali merujuk pada kesepakatan mereka. "Tidak harus terburu-buru kan."
Ditanya soal dinamika partai koalisi yang terus berubah, menurut Julian hal itu tidak akan mempengaruhi koalisi. Ia menyakini tidak ada lagi goyangan ke pemerintah meski sikap partai anggota koalisi tak selalu sama. Koalisi, kata dia, bukan berarti tidak boleh ada perbedaan.
Namun bilamana telah menjadi suatu sikap bersama pemerintah, maka diperlukan dukungan dari partai-partai yang tergabung dalam koalisi. "Saya kira sudah terjadi pemahaman yang lebih baik antara koalisi dan pemerintah," ujar julian.
Penataan koalisi ini juga dimungkinkan mengarah pada perbaikan kesepakatan. Namun, Julian enggan memaparkan poin-poin yang akan dititikberatkan dan bakal mengalami perubahan dari kesepakatan awal. "Nanti pada saatnya akan disampaikan," kata dia.
EKO ARI WIBOWO