Presiden Diminta Jangan Fokus Pada Istilah Bohong  

Reporter

Editor

Senin, 17 Januari 2011 13:52 WIB

Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Lukman Hakim Saifuddin. Tempo/Nickmatul Huda

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lukman Hakim Saifuddin meminta pemerintah fokus pada pembenahan susbtansi yang disampaikan oleh para tokoh agama dan lembaga swadaya masyarakat beberapa wakut lalu.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan ini tak ingin terjadi perdebatan berlarut-larut tentang sebutan pemerintah bohong yang tak menyentuh persoalan utama. “Sebaiknya fokus pada pembenahan, terlepas dari benar tidaknya penggunaan istilah bohong,” kata Lukman via pesan pendek, Senin (17/1).

Lukman menjelaskan, para tokoh lintas agama kala itu membeberkan tentang fakta persoalan antara lain tentang hukum, hak asasi, keamanan, ekonomi, pendidikan, kebutuhan pokok, dan tenaga kerja Indonesia yang belum tuntas. Masukan itu, menurut dia, perlu ditampung untuk ditindaklanjuti. Jangan lagi masyarakat disuguhi konflik para elite di tengah beban hidup yang berat. Itu sebabnya, Lukman mengapresiasi langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan bertemu tokoh-tokoh itu nanti malam.

Lukman, yang juga Ketua PPP, juga meyakini kritik keras para tokoh lintas agama tak dilandasi kebencian terhadap pemerintah. “Tapi lebih karena kecintaannya kepada negara dan bangsa ini.”

Pada 10 Januari lalu para tokoh lintas agama, di antaranya bekas Ketua Umum Muhammadiyah Syafii Maarif, berkumpul untuk menyampaikan pendapat sekaligus mendeklarasikan tahun berlawanan terhadap kebohongan. Mereka lantas mengumumkan sejumlah kegagalan pemerintah yang disebut sebagai kebohongan. Pada saat yang sama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato tentang 10 keberhasilan pemerintah. Esok harinya, giliran para aktivis lembaga swadaya masyarakat dan antikorupsi menyampaikan sejumlah kegagalan pemerintah selama ini.

Jobpie Sugiharto

Berita terkait

Serang Jokowi, Kenapa Rachma Dianggap Tak Paham Pemerintahan

30 September 2015

Serang Jokowi, Kenapa Rachma Dianggap Tak Paham Pemerintahan

Usul Rachmawati Soekarnoputri tentang mosi tidak percaya terhadap Presiden Jokowi dinilai kurang tepat.

Baca Selengkapnya

Ray Rangkuti: Kudeta Hanya Khayalan SBY

25 Maret 2013

Ray Rangkuti: Kudeta Hanya Khayalan SBY

Ray menilai kudeta sejak awal tak mungkin karena KSAD adalah ipar SBY.

Baca Selengkapnya

BIN: Tak Ada Kudeta, tapi Ada yang Ingin SBY Turun

25 Maret 2013

BIN: Tak Ada Kudeta, tapi Ada yang Ingin SBY Turun

"Keinginan menurunkan bisa dilihat dari selebaran, sosial media, dan tempat-tempat terbuka lain yang berisi tuntutan mereka."

Baca Selengkapnya

Demo 25 Maret, Brimob Jaga Jalan Cikini

25 Maret 2013

Demo 25 Maret, Brimob Jaga Jalan Cikini

Kantor LBHI masih sepi dari peserta demonstrasi 25 Maret.

Baca Selengkapnya

Demo Kudeta, PKS Minta SBY Tetap Fokus Bekerja  

25 Maret 2013

Demo Kudeta, PKS Minta SBY Tetap Fokus Bekerja  

Wajar mereka menyerukan kekecewaannya kepada pemerintah.

Baca Selengkapnya

Penyelenggara Demo 25 Maret Panen Teror  

24 Maret 2013

Penyelenggara Demo 25 Maret Panen Teror  

Membagikan ribuan sembako, demo 25 Maret pindah dari depan Istana Presiden ke gedung Lembaga Bantuan Hukum.

Baca Selengkapnya

Permadi: Mosok Iya Nenek-Kakek Bikin Kudeta

23 Maret 2013

Permadi: Mosok Iya Nenek-Kakek Bikin Kudeta

Kami ini cuma berapa orang sih? Apa iya kami bisa kudeta?

Baca Selengkapnya

Isu Kudeta 25 Maret Bisa Bikin Masyarakat Takut  

22 Maret 2013

Isu Kudeta 25 Maret Bisa Bikin Masyarakat Takut  

Kekhawatiran SBY hanyalah akumulasi rasa cemas terhadap rasa tidak puas masyarakat.

Baca Selengkapnya

Buyung dan Rizal Ramli Ikut Minta SBY Turun  

21 Maret 2013

Buyung dan Rizal Ramli Ikut Minta SBY Turun  

Buyung Nasution mendorong agar pemilihan umum dipercepat agar SBY cepat turun dari kursi Presiden.

Baca Selengkapnya

Aksi 25 Maret Bukan Kudeta, tapi...  

21 Maret 2013

Aksi 25 Maret Bukan Kudeta, tapi...  

Unjuk rasa pada Senin mendatang itu hanya awal dari serangkaian unjuk rasa selanjutnya.

Baca Selengkapnya