TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lukman Hakim Saifuddin meminta pemerintah fokus pada pembenahan susbtansi yang disampaikan oleh para tokoh agama dan lembaga swadaya masyarakat beberapa wakut lalu.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan ini tak ingin terjadi perdebatan berlarut-larut tentang sebutan pemerintah bohong yang tak menyentuh persoalan utama. “Sebaiknya fokus pada pembenahan, terlepas dari benar tidaknya penggunaan istilah bohong,” kata Lukman via pesan pendek, Senin (17/1).
Lukman menjelaskan, para tokoh lintas agama kala itu membeberkan tentang fakta persoalan antara lain tentang hukum, hak asasi, keamanan, ekonomi, pendidikan, kebutuhan pokok, dan tenaga kerja Indonesia yang belum tuntas. Masukan itu, menurut dia, perlu ditampung untuk ditindaklanjuti. Jangan lagi masyarakat disuguhi konflik para elite di tengah beban hidup yang berat. Itu sebabnya, Lukman mengapresiasi langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan bertemu tokoh-tokoh itu nanti malam.
Lukman, yang juga Ketua PPP, juga meyakini kritik keras para tokoh lintas agama tak dilandasi kebencian terhadap pemerintah. “Tapi lebih karena kecintaannya kepada negara dan bangsa ini.”
Pada 10 Januari lalu para tokoh lintas agama, di antaranya bekas Ketua Umum Muhammadiyah Syafii Maarif, berkumpul untuk menyampaikan pendapat sekaligus mendeklarasikan tahun berlawanan terhadap kebohongan. Mereka lantas mengumumkan sejumlah kegagalan pemerintah yang disebut sebagai kebohongan. Pada saat yang sama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato tentang 10 keberhasilan pemerintah. Esok harinya, giliran para aktivis lembaga swadaya masyarakat dan antikorupsi menyampaikan sejumlah kegagalan pemerintah selama ini.
Jobpie Sugiharto
Berita terkait
Serang Jokowi, Kenapa Rachma Dianggap Tak Paham Pemerintahan
30 September 2015
Usul Rachmawati Soekarnoputri tentang mosi tidak percaya terhadap Presiden Jokowi dinilai kurang tepat.
Baca SelengkapnyaRay Rangkuti: Kudeta Hanya Khayalan SBY
25 Maret 2013
Ray menilai kudeta sejak awal tak mungkin karena KSAD adalah ipar SBY.
Baca SelengkapnyaBIN: Tak Ada Kudeta, tapi Ada yang Ingin SBY Turun
25 Maret 2013
"Keinginan menurunkan bisa dilihat dari selebaran, sosial media, dan tempat-tempat terbuka lain yang berisi tuntutan mereka."
Baca SelengkapnyaDemo 25 Maret, Brimob Jaga Jalan Cikini
25 Maret 2013
Kantor LBHI masih sepi dari peserta demonstrasi 25 Maret.
Baca SelengkapnyaDemo Kudeta, PKS Minta SBY Tetap Fokus Bekerja
25 Maret 2013
Wajar mereka menyerukan kekecewaannya kepada pemerintah.
Baca SelengkapnyaPenyelenggara Demo 25 Maret Panen Teror
24 Maret 2013
Membagikan ribuan sembako, demo 25 Maret pindah dari depan Istana Presiden ke gedung Lembaga Bantuan Hukum.
Baca SelengkapnyaPermadi: Mosok Iya Nenek-Kakek Bikin Kudeta
23 Maret 2013
Kami ini cuma berapa orang sih? Apa iya kami bisa kudeta?
Baca SelengkapnyaIsu Kudeta 25 Maret Bisa Bikin Masyarakat Takut
22 Maret 2013
Kekhawatiran SBY hanyalah akumulasi rasa cemas terhadap rasa tidak puas masyarakat.
Baca SelengkapnyaBuyung dan Rizal Ramli Ikut Minta SBY Turun
21 Maret 2013
Buyung Nasution mendorong agar pemilihan umum dipercepat agar SBY cepat turun dari kursi Presiden.
Baca SelengkapnyaAksi 25 Maret Bukan Kudeta, tapi...
21 Maret 2013
Unjuk rasa pada Senin mendatang itu hanya awal dari serangkaian unjuk rasa selanjutnya.
Baca Selengkapnya