TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman menyatakan, tidak ada indikasi aksi kudeta terhadap kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono dalam demo hari ini. BIN hanya menemukan indikasi ada beberapa kelompok yang ingin Presiden dan Wakil Presiden turun tanpa melalui kudeta bersenjata.
"Keinginan menurunkan bisa dilihat dari selebaran, sosial media, dan tempat-tempat terbuka lain yang berisi tuntutan mereka," kata Marciano Norman saat ditemui di Istana Negara, Senin, 25 Maret 2013.
Pernyataan Marciano tampaknya merujuk pada Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI). Dia meminta MKRI menggelar demo yang tidak mengganggu aktivitas dan memberikan intimidasi kepada masyarakat lainnya. Imbauan ini juga disampaikan kepada kelompok lain yang juga akan menggelar demo hari ini di sejumlah provinsi lain. "Silakan menyampaikan pendapat, kekhawatiran, kritik kepada Presiden," kata Marciano.
Demo MKRI hari ini berbeda dengan rencana awal yang dirancang. MKRI menggeser tempat pelaksanaan demo yang semula akan di depan Istana Negara, Medan Merdeka, ke depan gedung Lembaga Bantuan Hukum, Jalan Diponegoro.
Demo yang diklaim akan dihadiri oleh sejumlah tokoh dan seniman ini mengkritik kepemimpinan Presiden. Lima tuntutan yang diusung MKRI adalah meminta pemerintah menasionalisasi tambang minyak dan gas; menurunkan harga kebutuhan pokok; menghentikan keran impor kebutuhan pokok; tuntaskan kasus korupsi, terutama yang dekat dengan lingkaran Istana; serta menghentikan konflik agama, suku, dan ras. Dalam aksi itu, MKRI membagikan sekitar 4.000 paket sembako.
Baca juga:
Di Istana sendiri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan dari Presiden Republik Liberia H.E. Mrs. Ellen Johnson Sirleaf. Acara digelar sejak pagi sekitar pukul 10.00 WIB hingga ditutup dengan jamuan makan siang kenegaraan.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang
Keraton Yogya Berang LP Sleman Diserbu
Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman
Kepala Polda DIY: Hugo's Cafe Harus Ditutup
Jokowi Lambungkan Elektabilitas PDI Perjuangan