TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Puluhan mahasiswa Aceh melakukan aksi untuk memperingati Hari Bumi, di Simpang Lima, Banda Aceh, Kamis (22/04). Mereka menuntut Pemerintah Aceh untuk melakukan reboisasi besar-besaran, menyusul semakin gundulnya hutan Aceh.
Koordinator Mahasiswa, Sopian, mengatakan hal itu penting dilakukan mengingat luas hutan Aceh yang telah rusak akibat pembalakan liar masa lalu mencapai 1,6 juta hektare. Kerusakan bahkan telah merambah hutan lindung.
Total luas hutan di Aceh adalah 3,3 juta hektare atau sekitar 62,7 persen luas total wilayah Aceh. “Semua kita harus berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan,” kata Sopian.
Mahasiswa juga mengutuk aksi pembalakan liar yang saat ini masih terjadi di Aceh. Jeda tebang yang diberlakukan Pemerintah Aceh pada Juni 2007 lalu belum maksimal. Buktinya, di lapangan masih ada perilaku pembalakan liar.
Selain itu, mahasiswa meminta Pemerintah Aceh untuk tidak menerima investor di Aceh yang berpeluang merusak lingkungan. Dalam aksi itu, mahasiswa juga membagi-bagi seribu pohon kepada pengguna jalan untuk ditanam.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Aceh, TM Zulfikar, dalam seminar Hari Bumi di Banda Aceh mengatakan perlu sebuah strategi dari pemerintah untuk melestarikan lingkungan dengan melibatkan semua pihak, terutama masyarakat sekitar hutan. “Menjaga lingkungan adalah tugas bersama,” ujarnya.
Data dari pihaknya, dalam tiga tahun terakhir di Aceh telah terjadi 326 kali banjir, 89 kali tanah longsor, 249 konflik satwa dan 29 kali kasus kekeringan lahan pertanian. Hal itu disebabkan semakin rusaknya kawasan hutan lindung di Aceh.
ADI WARSIDI