Pemuka Agama Sampaikan Uneg-unegnya kepada George Bush
Reporter
Editor
Rabu, 22 Oktober 2003 23:20 WIB
TEMPO Interaktif, Denpasarb>: Presiden Bush dinasehati pemuka agama Indonesia. Mungkin ini gambaran yang cocok untuk melukiskan pertemuan lima tokoh agama Indonesia dengan Presiden Amerika Serikat George W. Bush di Hotel Patra Bali, Denpasar Bali, Rabu (22/10). "Kami yang dominan bicara," kata Ketua PP Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, kepada Tempo News Room, usai pertemuan itu. Resminya, kelima tokoh bertemu dengan Bush pukul 13.05 Wita, sesaat setelah makan siang. Namun karenakedatangan Bush juga agak molor, maka pertemuan baru dimulai pada pukul 13.30 Wita dan berakhir satu jam kemudian. Kelima tokoh itu Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Ketua PP Muhammadiyah Syafii Ma'arif, Ketua PGI Nathan Setiabudi, rohaniawan Hindu Ida Pedanda Made Gunung, dan Rektor IAIN Syarief Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra. Presiden Megawati juga turut hadir dalam pertemuan itu. Waktu satu jam itu pun dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyampaikan semua uneg-uneg para pemuka agama. Responsnya di luar dugaan. Sambutan Bush ramah dan terbuka, meski dicecar dengan berbagai pendapat yang kebanyakan bernada protes dan menyalahkan Amerika. "Setelah kita bicara, dia menjawab, lalu kita sambut lagi dengan lebih kritis. Pokoknya suasananya bagus sekali," kata Ma'arif. Sebut saja misalnya soal Palestina. Bush mengatakan dirinya satu-satunya Presiden Amerika yang ingin Palestina segera merdeka. Lalu soal pendudukan pasukannya di Irak, dia berjanji akan segera menariknya. Soal terorisme dan Islam, menurut Nathan, Bush malah mengakui satu kelemahannya, yakni sulit mengontrol media massa di Amerika yang sering memlintir ucapan maupun pidatonya. Nathan menggambarkan, para pemuka agama di akhir pembicaraan menekankan bahwa hasil pembicaraan merekaakan dirilis ke media massa. Mereka minta Bush membuktikan ucapannya.Deddy Sinaga - Tempo News Room
Berita terkait
Hilang Selama 26 Tahun, Pria Aljazair Ditemukan 200 Meter dari Rumah
4 menit lalu
Hilang Selama 26 Tahun, Pria Aljazair Ditemukan 200 Meter dari Rumah
Omar bin Omran menghilang dari Djelfa selama perang saudara Aljazair pada 1990an, ketika ia berusia 19 tahun.
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
32 menit lalu
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.