Alasan Muhammadiyah Tidak Memilih SBY-Boediono Terungkap

Reporter

Editor

Selasa, 16 Maret 2010 13:22 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin membuka rahasia mengenai keengganan organisasinya untuk mendukung calon Presiden SBY-Boediono dalam pemilu presiden lalu. “Saya kira tidak masalah disampaikan ke media, kita ada buktinya,” kata Din ketika membuka sebuah seminar yang digelar Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya, Selasa (16/3).

Menurut dia, alasan untuk mendukung pencalonan Jusuf Kalla-Wiranto saat itu bukan didasari alasan pribadinya, tapi lebih pada mandat dari mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia. Mandat itu, kata Din, disampaikan oleh mayoritas DPW Muhammadiyah ketika menggelar sebuah pertemuan di Yogyakarta pada 27 Mei 2008.

“Saat itu, seluruh DPW minta saya menyebut satu calon yang akan didukung Muhammadiyah, tapi saya tidak mau mendikte mereka,” kata Din. Karena tidak mau mendekte inilah, Din lantas mengkategorikan ketiga pasangan calon dengan Jim (J/Jusuf Kalla-Wiranto), lantas Syin (S/SBY-Boediono), dan terakhir, Mim (M/Mega-Prabowo).

Dari tiga kategori ini, Din melanjutkan, ternyata tidak ada satupun yang memilih Mim, sedangkan yang memilih Syin hanya DPW Muhammadiyah Papua Barat, dan sisa seluruhnya memilih Jim.

Sebagai organisasi yang tidak bisa lepas dari politik, Din mengakui, dukungan itu memang mengandung konsekwensi. “Tidak dapat menteri, ya, tidak apa-apa kan sudah dapat Wakil Ketua MPR,” katanya. Dukungan menjelang pemilihan presiden saat itu, Din menegaskan, memang harus diberikan. “Masa kita minta seluruh warga golput, kan tidak mungkin," katanya.

Din melanjutkan, dukungan Muhammamdiyah dalam politik praktis bukanlah yang pertama. Bahkan, sejak muktamar di Makasar pada 1971 sudah jelas disebutkan bahwa Muhammadiyah tidak bisa berafiliansi dengan partai politik. “Yang tidak boleh dengan partainya, sedangkan dengan politiknya tidak dilarang," katanya.

Saat masih dipimpin Amien Rais, kata Din, nuansa politik juga sangat kentara. Apalagi, Amien dikenal sebagai lokomotif reformasi. Begitu juga saat dipimpin Syafii Maarif, dimana saat kejatuhan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Muhammadiyah sempat mengundang Megawati Soekarnoputri untuk mendesak agar maju sebagai presiden. Bahkan, saat itu, Muhammadiyah mengeluarkan desakan resmi untuk mendesak Wapres Megawati bangkit mengambil langkah penyelamatan bangsa.

“Saat itu ada pertemuan tanggal 29 Januari, kalau tidak salah pada 2001, saya sendiri yang tanya ke Mega, 'Apakah Bu Mega bersedia jadi Presiden?',” kata Din. Menanggapi hal itu, Megawati, masih menurut cerita Din, menjawab bahwa amanat dari Konggres PDI-P bukan dirinya sebagai Wapres, tapi sebagai Presiden. "Karenanya, saat itu, Muhammadiyah langsung mendukung upaya menaikkan Megawati," kata Din.

ROHMAN TAUFIQ

Advertising
Advertising

Berita terkait

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

1 jam lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

19 jam lalu

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

Greenpeace Indonesia mengkritik rencana Menteri Bahlil Lahadilia bagi-bagi izin tambang ke Ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Bahlil akan Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Bagaimana Sikap Muhammadiyah?

22 jam lalu

Bahlil akan Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Bagaimana Sikap Muhammadiyah?

Menteri Bahlil berencana akan bagi-bagi izin usaha pertambangan (IUP) untuk Ormas. Bagaimana sikap Muhammadiyah?

Baca Selengkapnya

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

1 hari lalu

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

PP Muhammadiyah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi mengenai pembentukan Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha pertambangan untuk Ormas, Tanggapan Walhi hingga Rentan Kerusakan Lingkungan

2 hari lalu

Izin Usaha pertambangan untuk Ormas, Tanggapan Walhi hingga Rentan Kerusakan Lingkungan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemberian izin usaha pertambangan untuk ormas keagamaan tidak akan menjadi masalah

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

3 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Bahlil Berencana Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Ini Tanggapan Muhammadiyah

3 hari lalu

Bahlil Berencana Bagi Izin Tambang untuk Ormas, Ini Tanggapan Muhammadiyah

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi rencana Menteri Bahlil Lahadalia membagikan izin usaha pertambangan (IUP) untuk Ormas.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

9 hari lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

10 hari lalu

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

Ada tiga larangan di Al-Qur'an bagi jamaah saat melaksanakan ibadah haji.

Baca Selengkapnya