Pembuatan lagu yang bisa diunduh secara gratis sebagai nada dering itu bertujuan mengikutsertakan masyarakat untuk membela KPK, kata Agam Faturahman, sukarelawan Cinta Indonesia Cinta KPK (Cicak), kemarin. Lagu itu berasal dari lagu grup band Netral yang berjudul Garuda di Dadaku, tetapi liriknya diubah. "Kami mengubahnya rame-rame," kata Agam.
Banyak musisi terlibat, antara lain Fariz R.M., Once-Dewa, Jimo Kadri, Cholil-Efek Rumah Kaca, dan Netral. Lagu itu kemarin malam diperkenalkan di Rolling Stone Indonesia, Jakarta Selatan.
Irma, anggota komunitas Cicak lainnya, menuturkan pembuatan nada dering ini dilakukan secara independen. Agam menjelaskan, nada dering ada kemungkinan akan ditingkatkan menjadi ring-back tone (RBT) apabila pemerintah terus-menerus ingin memberantas KPK. "Tergantung keadaan. Kalau pemerintah insyaf, tidak akan ke sana," ujarnya.
Dukungan para pengguna Facebook terhadap Bibit dan Chandra juga melonjak begitu Mahkamah Konstitusi memperdengarkan rekaman hasil penyadapan percakapan telepon yang diduga dilakukan untuk melakukan rekayasa kriminalisasi kedua pemimpin nonaktif KPK itu.
Kemarin pagi jumlah anggota laman ini mencapai 500 ribu, dan terus bertambah selama rekaman ini diputar dalam sidang uji materi Undang-Undang KPK, yang disiarkan langsung di televisi selama lebih dari empat jam. Sampai pukul 22.00 kemarin, pendukung Bibit-Chandra mencapai 640 ribu lebih.
Pembuat laman, Usman Yasin, seorang aktivis di Bengkulu, menargetkan satu juta pendukung pada Jumat (6 November) mendatang. Dosen di Universitas Muhammadiyah Bengkulu ini tidak menyangka laman yang dibuatnya bakal mendapat dukungan sebanyak itu. "Saya cuma berharap 500 anggota saja," katanya. Tapi ajakan mendukung Bibit-Chandra itu menyebar cepat.
Di ranah maya, ada juga yang menghimpun dukungan bagi polisi. Mereka menargetkan dukungan bisa mencapai 1 miliar pemilik akun di Facebook.
RINA WIDIASTUTI | AGUSLIA