PKS Incar Suara Anak Abah untuk Dongkrak Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Ninis Chairunnisa
Selasa, 5 November 2024 13:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengatakan partainya mengincar suara pendukung Anies Baswedan atau yang biasa disebut 'Anak Abah' untuk memenangkan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024.
Upaya ini terkait dengan hasil survei terbaru Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas RK-Suswono 34,6 persen, kalah dibandingkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang mencapai 38,3 persen.
"Iya dong (mengincar suara pendukung Anies), karena Anak Abah itu anak baik-baik dan sama PKS dekat," kata Mardani di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 5 November 2024.
Mardani mengaku masih optimistis dengan para pendukung Anies yang diyakini termasuk dalam kategori 23 persen undecided voters atau yang belum memutuskan pilihannya. "Anak Abah masih banyak yang belum menentukan pilihan dan itu basisnya kami tinggal diserok aja," kata dia.
Selain pendukung Anies, kata Mardani, golongan yang termasuk dalam undecided voters adalah kelas menengah yang ingin melihat sisi teknokrasi dari program-program yang diusung oleh paslon. PKS, kata dia, akan berupaya lagi untuk mengerek elektabilitas RK-Suswono.
Mardani pun menekankan, partainya solid hingga ke akar rumput untuk memenangkan paslon nomor urut 1 tersebut. "Kami lagi mulai menggerakkannya di November awal ini, karena kemarin kan memang masih fokus di banyak kegiatan. Insya Allah seminggu ini gerakan PKS masif," kata Mardani.
Menurut survei Litbang Kompas yang dirilis pada 4 November 2024, pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno unggul tipis dari pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono. Selisih diantara keduanya hanya 3,7 persen. Menduduki urutan terakhir di tingkat elektabilitas ini, paslon jalur independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana dengan 3,3 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Rangga Eka Sakti mengatakan persaingan elektabilitas Pilkada Jakarta masih ketat dan memungkinkan adanya perubahan, terutama antara paslon nomor urut 1 dan 3 lantaran tidak terlalu jauh dari margin of error. “Siapapun itu masih punya kans untuk bisa memenangkan Pilkada,” ujarnya.
Pilihan Editor: Basuki Bilang Tetap Koordinasi soal IKN dengan Jokowi: Beliau Ingin Sering ke Sana