Kilas Balik Cuitan Ridwan Kamil yang Dianggap Mendiskreditkan Orang Jakarta

Senin, 30 September 2024 16:01 WIB

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil berdialog dengan pelajar di acara 'Kongkow Pelajar se-Jajarta' di Kantor DPD Partai Golkar DKI, Jakarta Pusat, Sabtu, 28 September 2024. RK berjanji akan memfasilitasi para pelajar supaya bisa menonton pertandingan Persija Jakarta di Stadion secara gratis. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil kembali menyinggung soal cuitan lamanya di Twitter, kini X, yang disebut-sebut mendiskreditkan orang Jakarta. Eks Gubernur Jawa Barat ini mengklaim sudah tiga kali menyampaikan permintaan maaf terkait polemik tersebut.

“Saya sudah minta maaf tiga kali. Pertama tahun 2013, kedua tahun 2018, muncul lagi 2024, kan gitu,” kata RK, sapaan Ridwan Kamil, saat hadir di acara Kahforward di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu, 28 September 2024.

Belakangan, sejak dicalonkan oleh 12 partai anggota Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus sebagai kandidat Gubernur Jakarta di Pilkada 2024, cuitan-cuitan lama Ridwan Kamil yang kontroversial mencuat. Warga Jakarta yang tidak suka dengan pencalonannya, aktif menyelami unggahan-unggahannya yang menyindir karakter orang Jakarta.

Salah cuit Ridwan Kamil yang paling disorot adalah saat dirinya menyentil sifat-sifat tak menyenangkan yang disebutnya sebagai karakter orang Jakarta. Cuitan yang mendiskreditkan orang yang tinggal di ibu kota itu dipostingnya pada 6 Juni 2011.

“Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter orang Jakarta,” cuit Ridwan Kamil.

Advertising
Advertising

Ridwan Kamil tercatat meminta maaf soal cuitannya yang tak sopan tersebut ketika maju di pemilihan gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar 2018. Saat itu cuitan-cuitan kontroversialnya yang diunggah antara 2010 hingga 2012 itu juga mencuat menjadi perbincangan.

Eks Wali Kota Bandung itu mengakui pernah menjadi netizen yang emosional sebelum menjadi pemimpin masyarakat. Namun, kata dia, dirinya telah insaf dari sifat-sifat yang tidak baik. Ia juga mengatakan dirinya di masa kini tidak lagi sama seperti di masa lalu. Sebagai pemimpin ia mengaku lebih santun dan beretika.

“Ya setiap orang punya masa lalu, dan masa lalu tidak selalu identik dengan sekarang. Saya sudah hijrah dari yang baperan, marah-marah, ngasal, ngarang-ngarang, tidak bertanggung jawab menjadi lebih santun, menjaga tulisan, lisan, tindakan, etika,” kata Ridwan Kamil dalam sebuah program yang ditayangkan pada Senin, 30 April 2018 silam.

Di sisi lain, Emil, sapaan karib Ridwan Kamil, saar itu menduga kemunculan tweet-tweet lamanya tersebut merupakan bagian dari agenda politis. Meski begitu, dia pun tetap meminta maaf atas unggahan-unggahannya yang membuat sejumlah pihak tidak berkenan dan merasa tak nyaman.

“Kenapa tweet lama itu tidak muncul waktu 2013 saya nyalon pilkada di Wali Kota Bandung? Kenapa munculnya sekarang? Artinya, timing-nya politis. Apa pun itu, saya tidak menafikan hal-hal tersebut,” katanya.

Namun, menjelang Pilkada 2024, cuitan Ridwan Kamil kembali diungkit oleh warganet. Mantan Gubernur Jabar ini pun mengaku heran. Padahal, kata dia, dirinya telah berubah menjadi lebih bijak saat ini. Menurutnya, kapasitas Ridwan Kamil yang dulu dengan sekarang berbeda.

“Saya yang dahulu sama yang saya sekarang setelah jadi pejabat publik kan beda. Saya dulu memang pemarah, di Twitt lama muncul lagi,” tutur Ridwan Kamil saat memaparkan materi bertajuk “Kepemimpinan Transformasi Berbasis Karya,” yang digelar Partai Golkar Institute, di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Jumat, 30 Agustus 2024.

Seiring kembali viral cuitannya di Twitter yang dinilai mendiskreditkan orang Jakarta, Ridwan Kamil juga kembali meminta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan melalui media sosial X. Ia mengaku dulunya kurang bijak saat menggunakan sosial media. Namun, kini telah berubah apalagi saat menjadi pejabat publik.

“Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter. Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah bahkan julid,” kata Ridwan Kamil dalam cuitannya di media sosial X pada Senin, 26 Agustus 2024.

Tapi kemudian, ujar Ridwan Kamil, takdir membawanya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Tuhan menakdirkan dirinya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Ridwan Kamil mengaku saat menjadi pejabat juga mendapat kritikan, sindiran, dan nyinyiran di media sosial.

“Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar,” sambung dia.

Teranyar, Ridwan Kamil kembali meminta maaf soal cuitannya bertahun-tahun silam tersebut. Namun, ia mengatakan apa yang disampaikannya dalam unggahan di Twitter kala itu merupakan post truth atau unggahan realita, yang diungkapkan berdasarkan apa yang dialaminya. Kendati demikian, ia minta maaf jika yang dituturkannya itu membuat para pihak tak berkenan.

“Nah, masalah benar-tidaknya silakan direnungkan, karena twit saya itu post truth, realita yang dialami dan disampaikan. Kalau pilihan saya tidak berkenan makanya saya minta maaf,” katanya

Di sisi lain, Ridwan Kamil juga menyebut cuitan lamanya di X itu sudah tak relevan lagi untuk terus dibahas. Ia mencontohkan soal iklan rokok yang dulunya biasa saja, namun kini dianggap tak etis. Juga soal iklan mobil yang menggunakan model wanita, dulu dianggap normal tapi sekarang dinilai seksis.

“Jadi kalau terus-terusan masa lalu dibaca 5 tahun, menurut saya sudah tidak relevan,” kata sosok yang juga arsitek ini.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | ISTIQOMATUL HAYATI

Pilihan Editor: Soal Pernah Mencuit Mendiskreditkan Jakarta, Ridwan Kamil: Saya Sudah Minta Maaf Tiga Kali, Apa Saja Cuitannya?

Berita terkait

Klaim KIM Plus Solid Dukung Ridwan Kamil, Cak Imin Tak Tahu Apakah Bakal Menang Satu Putaran

16 menit lalu

Klaim KIM Plus Solid Dukung Ridwan Kamil, Cak Imin Tak Tahu Apakah Bakal Menang Satu Putaran

Cak Imin juga menepis kabar gembosnya sokongan dari KIM Plus terhadap pasangan Ridwan Kamil dan Suswono dalam Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Giliran PKS Klaim Prabowo dan Jokowi Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta

53 menit lalu

Giliran PKS Klaim Prabowo dan Jokowi Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta

PKS meyakini Presiden Prabowo dan Jokowi mendukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta. Ia juga mengklaim dukungan dari berbagai tokoh.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Paslon Pilkada Jakarta 2024 Usai Hasil Survei Sebut Elektabilitas Mulai Naik-Turun

1 jam lalu

Kegiatan Paslon Pilkada Jakarta 2024 Usai Hasil Survei Sebut Elektabilitas Mulai Naik-Turun

Elektabilitas paslon Pilkada Jakarta 2024 naik turun. Mulai dari Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardhan, sampai Pramono Anung-Rano Karno.

Baca Selengkapnya

H-22 Pilkada 2024: Respons Ridwan Kamil yang Elektabilitasnya Nyaris Tersusul oleh Pramono Anung

3 jam lalu

H-22 Pilkada 2024: Respons Ridwan Kamil yang Elektabilitasnya Nyaris Tersusul oleh Pramono Anung

Ridwan Kamil angkat bicara soal posisinya dalam hasil survei Pilkada 2024 di DKI Jakarta yang berbalapan dengan Pramono Anung-Rano Karno.

Baca Selengkapnya

Pilkada Jakarta Disebut Berpotensi Dua Putaran, Apa Penyebabnya?

4 jam lalu

Pilkada Jakarta Disebut Berpotensi Dua Putaran, Apa Penyebabnya?

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan paslon Pramono-Rano unggul dari RIDO dan Dharma-Kun di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

4 jam lalu

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menuturkan Ridwan Kamil adalah sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Poltracking soal Sanksi dari Dewan Etik Persepsi: Tidak Adil dalam Proses Penyelidikan

5 jam lalu

Respons Poltracking soal Sanksi dari Dewan Etik Persepsi: Tidak Adil dalam Proses Penyelidikan

Poltracking Indonesia menilai bahwa keputusan dewan etik Persepsi tidak adil.

Baca Selengkapnya

Poltracking Indonesia Dilarang Rilis Hasil Survei Tentang Pilkada Jakarta

16 jam lalu

Poltracking Indonesia Dilarang Rilis Hasil Survei Tentang Pilkada Jakarta

Persepi memberi sanksi kepada Poltracking Indonesia. Lembaga itu dilarang merilis hasil survei tentang Pilkada Jakarta tanpa persetujuan Persepi.

Baca Selengkapnya

Politikus Golkar Klaim KIM Plus Masih Solid Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta

17 jam lalu

Politikus Golkar Klaim KIM Plus Masih Solid Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta

Politikus Golkar Dave Laksono mengklaim dukungan KIM plus untuk Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta tetap solid.

Baca Selengkapnya

Pramono Pilih Politik Riang Gembira saat Kampanye, Klaim Tak Campuri Urusan Paslon Lain

17 jam lalu

Pramono Pilih Politik Riang Gembira saat Kampanye, Klaim Tak Campuri Urusan Paslon Lain

Pramono Anung mengklaim politik riang gembira itu menjadi ciri khas pasangan nomor urut 3 dalam berkampanye.

Baca Selengkapnya