Danny Pomanto Tandatangani MoU PSEL Kota Makassar
Selasa, 24 September 2024 16:21 WIB
INFO NASIONAL - Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto bersama, CTO of Sus Shanghai, Jiao Xuejen, serta Direktur Utama PT. Sarana Utama Synergy, Yee Wai Kuen, menandatangani perjanjian kerja sama atau MoU Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Kota Makassar, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, pada Selasa, 24 September 2024.
“Alhamdulillah penandatanganan yang dilakukan hari ini berjalan dengan baik. Gembira betul karena setelah perjalanan panjang kami menunggu dan beberapa kendala akhirnya kerja keras teman-teman untuk mewujudkan kota Makassar ramah lingkungan ini akhirnya terwujud,” ujar Danny.
Dalam penandatanganan ini, terdapat tiga dokumen penting yang mencakup kerjasama dengan PT SUS Shanghai, pemanfaatan aset lahan TPA Tamangapa, serta dokumen kerjasama proyek lahan dan pabrik di Tamalanrea.
Danny berharap, penandatanganan perjanjian kerja sama PSEL ini bisa menjadi solusi dari permasalahan sampah yang kerap diresahkan masyarakat.
“Mudah-mudahan dengan adanya teknologi dalam penyelesaian sampah Kota Makassar tentunya akan dapat lebih bersih, sesuai dengan harapan kita bersama. Teknologinya kan bukan dari kita yang tentukan tapi kami harap bisa menjadi jawaban baik bagi kita,” kata dia.
Asisten Deputi Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ridha Yasser mengatakan, proyek ini memiliki kapasitas untuk mengolah sampah sebesar 1.300 ton per hari. Menurutnya, ini merupakan langkah besar dalam pengelolaan limbah.
Proyek ini pun akan dilengkapi dengan dua jalur pembakaran berkapasitas 2×650 ton per hari dan satu unit pembangkit uap berkapasitas 1×35 MW.
“Sebagai salah satu proyek strategis nasional untuk pengolahan sampah di Indonesia proyek ini tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah yang semakin serius, tetapi juga secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca, mendukung Indonesia dalam mencapai target netral karbon,” ujarnya.
CTO SUS Environment, Jiao Xue Jun mengatakan, perusahaannya akan memanfaatkan keunggulan teknologi dan manajemen untuk memastikan efisiensi.
“Kami akan memanfaatkan keunggulan teknologi dan manajemen kami untuk memastikan pembangunan dan operasi proyek yang efisien, serta memberikan dorongan baru untuk perkembangan berkelanjutan,” katanya.
Proyek pun ini diperkirakan akan segera dilakukan ground breaking pada akhir 2024 dan mulai beroperasi pada akhir 2026. Proyek ini diharapkan akan menjadi proyek percontohan penting di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Selama masa pembangunan, proyek juga akan menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan mendorong perkembangan rantai industri terkait.
Kerja sama ini tidak hanya memperdalam kolaborasi antara China dan Indonesia di bidang energi hijau dan perlindungan lingkungan, tetapi juga merupakan pencapaian penting dalam kerangka inisiatif Belt and Road. (*)