Budayawan Betawi Nilai Cara Pendekatan Paslon di Pilkada Jakarta Hanya Gimik
Reporter
Savero Aristia Wienanto
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Selasa, 10 September 2024 09:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan sekaligus sastrawan Betawi Yahya Andi Saputra menilai, cara pendekatan bakal pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur di pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta kepada para calon pemilih hanya gimik.
Hal ini, katanya, dilihat dari cara mendekatkan pemilihnya dengan budaya Betawi menggunakan busana hingga adu pantun.
"Tapi, yang terlihat oleh kebanyakan orang Betawi cuma gimik," kata Yahya, Senin, 9 September 2024, seperti dikutip dari Tempo.
Yahya menyebut segala upaya itu hanyalah untuk mengerek elektabilitas paslon. Dia juga mengkritik soal penggunaan kesenian Betawi yang tak sesuai standar.
"Kadang nyakitin kalau enggak sesuai aturan atau pakem," ujarnya tanpa merinci lebih jauh.
Lebih lanjut, peneliti di Lembaga Kebudayaan Betawi itu turut mengingatkan agar masyarakat Betawi tidak terjebak pada penokohan tertentu yang dibangun masing-masing bakal paslon.
Selain itu, dia menilai, para paslon yang maju juga merupakan figur-figur lama yang tak banyak membawa gagasan baru untuk warga Betawi.
"Tokoh-tokoh yang mendekat kepada mereka adalah tokoh yang enggak punya idealisme kebetawian yang benar. Mereka menjual Betawi untuk tujuannya. Mereka pemain sesaat dan oportunis," tuturnya.
Harapkan pengganti Anies punya visi-misi yang jelas
Sementara itu, musisi Betawi kontemporer yang dikenal sebagai Kojek Betawi, Muhammad Amrullah, berharap agar gubernur Jakarta terpilih nantinya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat Betawi, termasuk di bidang kesenian dan kebudayaan.
Amrullah meminta para bakal paslon untuk memberikan program konkret untuk memajukan masyarakat Betawi.
"Saya menantang ketiga paslon ini untuk bertemu dan menjelaskan visi misi mereka dan komintmennya tentang Betawi," kata dia yang mengaku pendukung Anies Baswedan, seperti dikutip Tempo, Selasa, 10 September 2024.
Dia juga berharap pengganti Anies memiliki visi dan misi yang jelas dalam memajukan Jakarta.
"Angan dan impian harus lebih besar dari seorang Anies Baswedan. Dan, (program) bisa diimplementasikan agar warga juga bisa menilai. Yang cuma omon-omon doang mah sorry ye," ucapnya.
Terkait penolakan sejumlah warga Jakarta terhadap Ridwan Kamil (RK), kata Amrullah, terjadi karena sejumlah hal. Misalnya, kata dia, RK pernah dianggap pernah menyindir Jakarta hingga menghina Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta atau Persija.
Penolakan terhadap RK, kata Amrullah, juga terkait program yang dia bawa seperti akan mendukung agenda reklamasi yang berpihak pada kepentingan penggede.
"Kalau gue secara pribadi sebagai orang Betawi atau Jakarta dan juga suporter Persija menolak keras RK jadi gubernur Jakarta. Tidak ada RK untuk Jakarta. Dulu menghina, sekarang ngemis suara. Sorry ye," ujarnya.
Diketahui, Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Jakarta untuk mengikuti Pilkada Jakarta 2024.
Pilihan Editor: Kata Ahmad Sahroni soal Penggantinya Jadi Ketua Timses Ridwan Kamil-Suswono