Peringatan Hari Anti-Penghilangan Paksa Internasional di Fisip Unair, Usman Hamid: Perjuangan ke Depan Makin Berat

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 31 Agustus 2024 20:44 WIB

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid (kanan pegang gitar) dalam acara peringatan Hari Anti-penghilangan Paksa Internasional di Fisip Unair, Surabaya, Sabtu, 31 Agustus 2024. TEMPO/Kukuh S. Wibowo

TEMPO.CO, Surabaya - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid melihat perjuangan mencari keadilan atas kasus penghilangan paksa 13 aktivis prodemokrasi pada 1998 ke depan makin berat. Bahkan sejak rezim Presiden Joko Widodo berkuasa, kata dia, perjuangan tersebut telah mengalami pelemahan di sana-sini.

“Termasuk usaha-usaha untuk mengkooptasi, atau semacam persuasi, sehingga keluarga-keluarga korban penghilangan paksa tidak lagi menyuarakan sekeras atau seteguh seperti semula,” kata Usman pada Tempo di sela-sela acara peringatan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional di Amphitheather Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Fisip Unair) Surabaya, Sabtu, 31 Agustus 2024.

Meski tantangan kian berat, namun hal itu tak membuat Usman surut langkah terhadap sudut pandangnya dalam penyelesaian kasus penghilangan paksa. Karena, ujar dia, secara hukum internasional, pemerintah di mana pun tidak akan kehilangan kewajibannya untuk mencari kejelasan nasib dan keberadaan mereka yang dihilangkan.

“Pemerintah dan negara tak akan bisa memutihkan perkara ini, termasuk dengan memberikan amnesti, abolisi, grasi dan jabatan kursi kepada mereka yang terlibat di dalam pelanggaran hak asasi manusia khususnya dalam kategori penghilangan orang secara paksa,” tutur Usman.

Ihwal beberapa waktu lalu ada beberapa penyintas penculikan 1998 dikabarkan bersedia menerima kompensasi materi oleh sebuah kekuatan politik pro-penguasa, Usman menilai itu merupakan proses di luar mekanisme undang-undang. Karena UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, kata dia, telah secara jelas memandatkan kepada pemerintah untuk melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pengadilan terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas kasus penghilangan paksa.

Bahkan DPR tahun 2008-2009 juga sudah membuat empat rekomendasi pada pemerintah. Pertama, mencari kejelasan nasib dan keberadaan mereka yang masih hilang. Kedua, menghukum pelaku penghilagan paksa yang bertanggung jawab. Ketiga, memulihkan hak-hak korban dengan mekanisme reparasi dan kompensasi yang formal oleh negara.

“Dan yang terakhir mengambil langkah-langkah kebijakan untuk mencegah kasus serupa terulang kembali,” ujar Usman.

Peringatan Hari Anti-Penghilangan Paksa Internasional 2024 diisi pameran poster gerakan reformasi, orasi dan pembacaan puisi oleh para aktivis 1998, dosen Fisip Unair, Badan Eksekutif Mahasiswa Fisi Unair, Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi), komunitas #KawanHermanBimo, seniman patung Dolorosa Sinaga, serta monolog Hardingga. Ia adalah anak salah seorang korban penghilangan paksa Yani Apri.

Dua grup band pergerakan, yakni Suara Marabahaya dan Lontar turut memeriahkan acara. Lontar adalah grup musik yang pendiriannya diinisiasi oleh Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Unair Angkatan 1993 yang diculik aparat pada 1998. Ia adalah basis band tersebut. Usman Hamid sempat duet dengan Hardingga membawakan lagu-lagu pergerakan, salah satunya berjudul Munir.

Peringatan Hari Anti-Penghilangan Paksa Internasional itu juga sekaligus desakan #KawanHermanBimo pada Rektorat Unair agar diperbolehkan mendirikan monumen memorialisasi di kampus tersebut sebagai pengingat terhadap dua mahasiswanya yang diculik. Selain Bimo Petrus, mahasiswa korban penghilangan paksa lainnya adalah Herman Hendrawan dari jurusan Ilmu Politik Angkatan 1990.

Namun meski telah diupayakan sejak 2005 oleh Ikohi Jawa Timur dan #KawanHermanBimo, pihak universitas tetap tidak memberi lampu hijau. Monumen yang rencananya berupa patung memorialisasi itu sudah dikonsep bentuknya oleh Dolorosa.

“Kami tetap berusaha agar di Fisip Unair ini didirikan monumen Herman-Bimo untuk mengenang dua kawan kami yang menjadi martil dalam perjuangannya menuntut demokratitasi,” ujar Dandik Katjasungkana, alumni Fisi Unair 1990 yang kini menjadi Ketua Ikohi Jawa Timur.

Airlangga Pribadi, dosen Fisip Unair yang juga turut berorasi dalam kegiatan peringatan Hari Anti-Penghilangan Paksa Internasional berpendapat, Indonesia sejatinya belum benar-benar memenangkan demokrasi. Hal itu terlihat pada perekayasaan supremasi hukum dalam hari-hari ini yang ia yakini akan dilanjutkan pada pemerintahan setelahnya.

Airlangga menyinggung soal munculnya despotisme, yakni sebuah rezim di mana hancurnya sebuah supremasi hukum berlangsung ketika pemimpin atau aliansi kekuasaan menggunakan instrumen hukum sebagai alat politik untuk menghancurkan demokrasi.

“Yang kita takutkan, tanpa adanya kritik dan perlawanan serius dari masyarakat sipil, kondisi ini dikhawatirkan makin menjadi-jadi. Sehingga jangan sampai demokrasi yang diperjuangkan berdarah-darah itu hanya tinggal kenangan,” kata Airlangga Pribadi.

Pilihan Editor: KontraS Desak DPR Segera Sahkan RUU Anti Penghilangan Paksa



Berita terkait

Khusus Mahasiswa Ilmu Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi di FIB Unair

3 jam lalu

Khusus Mahasiswa Ilmu Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi di FIB Unair

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) putuskan mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah dapat lulus tanpa buat skripsi. Apa dasarnya?

Baca Selengkapnya

KontraS dan Ikapri Soroti 40 Tahun Peristiwa Pelanggaran Berat HAM Tanjung Priok 1984

2 hari lalu

KontraS dan Ikapri Soroti 40 Tahun Peristiwa Pelanggaran Berat HAM Tanjung Priok 1984

KontraS dan Ikapri minta Presiden Joko Widodo untuk membangun memorialisasi peristiwa Tanjung Priok 1984 di ruang publik.

Baca Selengkapnya

AHY Lulus Ujian Tertutup untuk Dapatkan Gelar Doktor dari Universitas Airlangga

4 hari lalu

AHY Lulus Ujian Tertutup untuk Dapatkan Gelar Doktor dari Universitas Airlangga

Dalam ujian yang berlangsung selama tiga jam tersebut, AHY mendapatkan nilai A.

Baca Selengkapnya

DPR Tolak Semua Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc HAM, LeIP: Hambat Penyelesaian Kasus Paniai

6 hari lalu

DPR Tolak Semua Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc HAM, LeIP: Hambat Penyelesaian Kasus Paniai

Penolakan DPR terhadap calon hakim agung dan hakim adhoc akan berdampak pada permohonan kasasi perkara Paniai.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa FIB Unair Studi di Kanada Setelah Lolos IISMA

8 hari lalu

Cerita Mahasiswa FIB Unair Studi di Kanada Setelah Lolos IISMA

Fina berencana menerapkan ilmu yang ia peroleh dalam penulisan skripsi di Unair.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa FKG Unair Sukses Memanfaatkan AI dan AR dalam Metode Implant Placement

8 hari lalu

Mahasiswa FKG Unair Sukses Memanfaatkan AI dan AR dalam Metode Implant Placement

Ketiga mahasiswa FKG Unair itu mengusung inovasi Implant Placement yang terintegrasi dengan teknologi berupa AI dan AR.

Baca Selengkapnya

Prihatin Pola Pemeliharaan Burung Walet Konvensional, Alumni Unair Rancang Aplikasi Markas Walet Berbasis AI

9 hari lalu

Prihatin Pola Pemeliharaan Burung Walet Konvensional, Alumni Unair Rancang Aplikasi Markas Walet Berbasis AI

Para pemilik rumah burung walet selama ini tidak bisa mengetahui jumlah populasinya secara tepat

Baca Selengkapnya

20 Tahun Pembunuhan Munir, Amnesty: Tak Ada Niat Politik dari Pemerintah Ungkap Pelaku Utama

11 hari lalu

20 Tahun Pembunuhan Munir, Amnesty: Tak Ada Niat Politik dari Pemerintah Ungkap Pelaku Utama

Pada 7 September 2024, menandai dua dekade pembunuhan Munir Said Thalib, aktivis yang gigih memperjuangkan hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya

Kisah Mahasiswa Berprestasi di Unair yang Pernah 17 Kali Gagal Tembus FK

12 hari lalu

Kisah Mahasiswa Berprestasi di Unair yang Pernah 17 Kali Gagal Tembus FK

Kisah dari FK Unair. Roy Novri Ramadhan merasakan susahnya masuk kedokteran, tapi begitu diterima langsung jadi mahasiswa berprestasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Nilai Kotak Kosong Bagian dari Demokrasi, Ini Kata Pengamat dari Unair

12 hari lalu

Jokowi Nilai Kotak Kosong Bagian dari Demokrasi, Ini Kata Pengamat dari Unair

Menurut Jokowi, kotak kosong adalah bagian dari demokrasi di masyarakat. Namun, pengamat Unair menyebutnya sebagai erosi demokrasi.

Baca Selengkapnya