Rumah Bagi Korban Aksi Terorisme, dari Isana Dewata Menjadi Yayasan Penyintas Indonesia

Sabtu, 10 Agustus 2024 08:01 WIB

Ni Luh Erniati, Ketua Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) Bali yang juga keluarga korban Bom Bali I. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki luka yang sama sebagai keluarga korban terorisme Bom Bali I mendorong Ni Luh Erniati bersama beberapa temannya membentuk sebuah wadah untuk mempertemukan korban-korban langsung dan tidak langsung Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2002.

Mengingat awal mula Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) lahir, Ni Luh Erniati menuturkan, pada 2003 usai menjalani konseling dengan sesama korban dan penyintas, bersama kelima rekan yang juga kehilangan keluarga akibat tragedi Bom Bali I, tercetus sebuah ide untuk membentuk kelompok penyintas agar memudahkan korban terhubung satu sama lain.

“Kita berlima, ada saya, ada Ibu Eka, ada Pak Wayan ada Pak Zoni, dan satu lagi Ibu Leni namanya. Kita sepakat untuk membuat satu wadah, jadi itu berkumpul, teman- teman yang tidak langsung, jadi yang suaminya meninggal juga ada yang istrinya yang meninggal. Awalnya kami cuma 22 orang, terus kami beri nama Isana Dewata, Istri Suami dan Anak Dewata,” kata Erni kepada Tempo.co, Kamis, 8 Agustus 2024.

Seiring berjalannya waktu, solidaritas antar korban tidak hanya terjalin di antara korban-korban Bom Bali, namun menyebar hingga korban bom lainnya di Indonesia.

“Tahun 2016 kami ketemu sama teman-teman korban di jakarta. Peringatan di Bali mereka pada datang ke Bali, dari situ juga kepikiran kenapa kita nggak buat wadah yang lebih besar tidak hanya mencakup Bali, akhirnya kami sepakat untuk membuat Yayasan Penyintas Indonesia (YPI),” kata Erniati, yang kemudian menjadi Ketua YPI Bali.

Advertising
Advertising

Sebagai korban yang merasakan besarnya dampak dari aksi teror, kata Erniati, selain rutin menggelar peringatan setiap tahun untuk memaknai kembali tragedi-tragedi kemanusian itu, YPI juga gencar melakukan kampanye perdamaian ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dengan melibatkan korban hingga mantan pelaku teror.

“Kami juga Kerjasama dengan LSM, kemudian Aliansi Indonesia Damai (AIDA) untuk kita bisa bilang itu campaign perdamaian lah, YPI bersama dengan AIDA pergi ke sekolah-sekolan untuk mengadakan dialog interaktif dengan siswa-siswa. Di situ kita sharing, kita sebagai korban,kemudia di AIDA juga ada mantan pelaku yang sudah kembali ke NKRI kemudian udah komitmen untuk kita kerja sama bareng, di situ kita sama-sama sharing.”

Menurut Erniati, kampanye ini dilakukan ke SMP, SMA hingga universitas. Melalui kegiatan ini dia berharap, generasi muda dapat menyadari bahayanya aksi teror, mengetahui motif-motif di baliknya, serta sudut pandang dari korban dan pelaku.

“Jadi biar anak-anak tahu kenapa sih orang ini melakukan ini, kenapa dia kembali lagi, sadar akan kesalahnnya,” katanya. “Kami sebagai korban saling sharing apa yang kami lakukan, apa yang kami rasakan. Sehingga anak-anak itu akan sadar begitu beratnya jadi korban, sehingga akan muncul pikiran apa sih yang harus saya lakukan agar jangan sampai menjadi korban. Jadi mawas diri lah,” ujarnya.

Erniati mengungkapkan, Ia pun beberapa kali pernah mengunjungi pelaku terorisme di lapas. “Saya minta mereka untuk bicara kenapa, saya juga bercerita dari sisi korban, ini loh yang saya rasakan. Jadi disitu poinnya, kami sebagai korban ingin menyadarkan bahwa apa yang dia lakukan itu dampaknya seperti ini,” ujarnya.

Pilihan Editor: Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban,Tak Mudah Pulih dari Trauma

Berita terkait

Han Hyo Joo Syuting Drama Baru di Bali, Dapat Nasi Tumpeng

12 jam lalu

Han Hyo Joo Syuting Drama Baru di Bali, Dapat Nasi Tumpeng

Aktris Korea Selatan Han Hyo Joo diketahui sedang berada di Bali untuk syuting drama baru dan membagikan foto nasi tumpeng yang didapatnya.

Baca Selengkapnya

Resmi Nahkodai BNPT, Irjen Pol. Eddy Hartono Ingin Pertahankan Zero Terrorist Attack

13 jam lalu

Resmi Nahkodai BNPT, Irjen Pol. Eddy Hartono Ingin Pertahankan Zero Terrorist Attack

Eddy akan lebih fokus dan optimal dalam melaksanakan pencegahan sebagai bentuk kehadiran negara

Baca Selengkapnya

Kedatangan WNA ke Bali Tahun Ini Meningkat 22,6 Persen

16 jam lalu

Kedatangan WNA ke Bali Tahun Ini Meningkat 22,6 Persen

Selain karena tingginya daya tarik Bali di mata internasional, kemudahan pengajuan visa melalui platform online evisa.imigrasi.go.id juga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tren peningkatan kedatangan WNA.

Baca Selengkapnya

Aeroflot Rusia Buka Penerbangan Langsung Moskow-Denpasar Mulai 17 September

2 hari lalu

Aeroflot Rusia Buka Penerbangan Langsung Moskow-Denpasar Mulai 17 September

Aeroflot meningkatkan frekuensi penerbangan langsung (direct flight) untuk rute Moskow (SVO) - Denpasar (DPS) mulai 3 Oktober 2024

Baca Selengkapnya

KPU Bali Gelar Lomba Mural Jelang Pilkada 2024, Ini Alasannya

4 hari lalu

KPU Bali Gelar Lomba Mural Jelang Pilkada 2024, Ini Alasannya

KPU Bali menilai tepat penggunaan seni rupa sebagai media sosialisasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kasus Landak Jawa Nyoman Sukena, Pakar Hukum: Penegakkan Hukum Perlu Ruang Bijaksana

4 hari lalu

Kasus Landak Jawa Nyoman Sukena, Pakar Hukum: Penegakkan Hukum Perlu Ruang Bijaksana

I Nyoman Sukena, 38 tahun, warga Bali dituntut bebas dalam kasus kepemilikan landak Jawa, salah satu satwa dilindungi tanpa izin

Baca Selengkapnya

Info BMKG, Dua Kali Sabtu Bali-Lombok Digoyang Gempa

4 hari lalu

Info BMKG, Dua Kali Sabtu Bali-Lombok Digoyang Gempa

Gempa terkini telah menggetarkan sebagian Bali dan Nusa Tenggara Barat pada Sabtu pagi, 14 September 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Kasus Landak Jawa, dari Polisi Memeriksa Rumah Sukena Hingga Akhirnya Dituntut Bebas

5 hari lalu

Kronologi Kasus Landak Jawa, dari Polisi Memeriksa Rumah Sukena Hingga Akhirnya Dituntut Bebas

Kasus Nyoman Sukena diproses hukum karena memelihara Landak Jawa viral di media sosial. Jaksa akhirnya menuntut bebas.

Baca Selengkapnya

CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

5 hari lalu

CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

Baca Selengkapnya

Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

5 hari lalu

Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

Kepala Kejati Bali, Ketut Sumedana, mengungkapkan alasan pihaknya menuntut bebas pemelihara landak Jawa, Nyoman Sukena.

Baca Selengkapnya